Muballighoh dan Umat, Siap Berjuang Bersama MHTI untuk Tegakkan Khilafah!
HTI Press, Jakarta. “Muslimah turiid khilafah Islamiyah! Allahu Akbar!” Yel-yel penyemangat dan pekik takbir tak henti-hentinya menggema di Aula Masjid Nurul Badar Pasar Minggu Jaksel. Menggetarkan hati bagi siapa saja yang mendengarkan. Membuat bulu kuduk merinding hingga meneteskan air mata, membuahkan kerinduan akan tegaknya Khilafah.
Liqo’ Muharram 1434H, yang diadakan DPD I Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DKI Jakarta, Kamis, 22 November 2012 terbilang sukses dan lancar. Subhanallah walhamdulillah. Semua karena pertolongan Allah SWT. 650 kursi yang disediakan oleh panitia, tak mampu menampung para Muballighoh dan Muhibbatul Muballighoh yang hadir dari seluruh penjuru DKI Jakarta, Bekasi, Depok dan sekitarnya. Walhasil, tiada kursi lesehanpun jadi. Hingga tak ada ruang untuk bergerak. Meski demikian, semangat peserta masih terlihat dari kumandang takbir yang terus bergema dalam ruangan tersebut.
Di latar belakangi oleh realitas kaum muslimin khususnya dan umat manusia umumnya, termasuk ibu atau kaum perempuan yang jatuh dalam kehidupan serba sempit, terjerembab dalam berbagai krisis yang melemahkan generasi, serta terhina dan terjajah oleh negara-negara kafir, hingga kian menjauhkan umat dari karakter hakikinya sebagai khoiru ummat. Juga melihat bahwa para Muballighoh memiliki tempat yang utama di tengah- tengah umat, karena posisinya sebagai bagian dari ulama dan peran strategisnya sebagai motor penggerak perubahan di tengah umat, maka acara tersebut mengambil tema “Muballighoh Bersama Umat Berjuang Memuliakan Perempuan dan Generasi Di Bawah Naungan Khilafah, Negara yang Mensejahterakan” . Demikian Kalimatul Iftitah yang disampaikan Ustadzah Hj. Ir. Rubiyanti sebagai Ketua Lajnah Khusus Muballighoh MHTI DKI Jakarta.
Dilanjutkan dengan penyampaian Kalimatul Hikmah oleh Ketua DPD I MHTI DKI Jakarta, Ustadzah Ir. Titin Faridah yang mengajak untuk menyepakati perubahan hakiki yang harus terjadi di tengah-tengah umat. Beliau membandingkan pengurusan umat oleh negara Khilafah yang menerapkan syari’ah Islam dan Khalifah sebagai pemimpinnya, dengan pengurusan umat oleh negara yang menerapkan sistem yang berlaku sekarang. Hingga didapatkan kesimpulan bahwa perubahan mendasar dengan mengganti sistem pengaturan kehidupan sekarang dengan sistem Islam, dan memilih orang yang memiliki kapasitas dan dedikasi adalah perubahan hakiki yang mutlak diupayakan.
Suasana menjadi sedih setelah menyaksikan tayangan tentang keterpurukan perempuan. Tapi, duet pemandu acara, Ustadzah Murti’ah dan Ustadzah Ita Novi, mampu mengubah kesedihan itu menjadi semangat yang membara di dalam jiwa peserta Liqo’ Muharram untuk segera berupaya memperbaiki kondisi umat. Ditambah orasi dari tiga pembicara sekaligus, melengkapi panasnya suasana hingga membakar semangat peserta dan mendidihkan pikiran, siap untuk segera berjuang di tengah-tengah umat, menegakkan syari’ah di bawah naungan Khilafah.
Pembicara pertama, Ustadzah Hj. Barkah Abdul Djalil, Lc (Ketua Yayasan Al Manar, Pondok Kelapa, Jaktim) menyampaikan tentang Perempuan, Generasi dan Keluarga, Sengsara dan Terhina dalam Sistem Kapitalisme. Beliau menjelaskan bahwa kondisi perempuan sekarang sama dengan kondisi perempuan pada masa jahiliah, terpuruk dan memiliki posisi rendah. Tetapi ketika Rasul datang, membawa Islam, membina dan membimbing mereka hingga paham akan kedudukan, fungsi dan peran perempuan ditengah-tengah umat, maka menjadikan perempuan menempati posisi yang mulia. Berarti sama dengan sekarang, jika ingin menghapus segala keterpurukan, kesengsaraan dan kehinaan perempuan khususnya dan umat umumnya, maka tidak ada jalan lain kecuali harus membuang kapitalisme dan menggantinya dengan Islam!
Diperjelas oleh pembicara kedua, Ustadzah Hj. Ir. Ishmah Cholil (Ketua DPP MHTI), bahwa hanya Khilafah yang akan menjamin kesejahteraan perempuan dan generasi. Allah telah menurunkan Islam sebagai agama yang sempurna dan diridhai. Islam mempunyai aturan yang lengkap untuk mengatasi seluruh persoalan hidup. Dengan wadah Khilafah Islam, sejarah telah membuktikan. Islam Berjaya selama 13 abad. Islam mampu membuat umat berada dalam naungan ridho Allah dan kesejahteraan. Hal ini terwujud hanya jika Islam dijadikan ideologi sebuah negara. Karena Islam memang sebuah ideologi (mabda’). Islam punya sistem ekonomi, politik, sanksi dan peradilan, pergaulan, pendidikan, media informasi, dll. Jika ada khalifah yang menerapkan sistem tersebut, maka kesejahteraan akan terwujud.
Pembicara ketiga, Ustadzah Dedeh Wahidah Ahmad (anggota DPP MHTI), menyeru peserta untuk berjuang menegakkan Khilafah bersama kepemimpinan Hizbut Tahrir. Karena Khilafah adalah tuntutan aqidah Islam. Khilafah adalah kewajiban dari Allah SWT. Sementara, 92 tahun Khilafah telah tiada. Wajar jika ada orang bilang khilafah mustahil. Khilafah mimpi. Romantisme masa lalu dll. Benar! Khilafah adalah mimpi, jika tidak diperjuangkan. Tapi bagi orang-orang yang yakin dan beriman tidak akan bilang bahwa khilafah adalah mimpi! Al-Khilafah pasti tegak! Gimana supaya tegak? Harus diperjuangkan! Tidak hanya mengandalkan semangat, tidak hanya mengandalkan jumlah. Tetapi harus mencontoh metode yang dilakukan Rosulullah, yaitu tastqif umat, menyebarkan Islam agar menjadi opini umum, dan tathbiq ahkam. Dan peran Muballighoh untuk mewujudkan semua itu adalah dengan bergabung dalam barisan perjuangan penegakan khilafah, meningkatkan kesadaran politik di tengah-tengah umat, membangun opini umum penegakan syari’ah – khilafah, dan menggerakkan umat melakukan perubahan ke arah asas dan sistem Islam.
Terakhir, pembacaan seruan MHTI kepada para Muballighoh oleh Jubir MHTI, Ustadzah Iffah Ainur Rochmah melengkapi rangkaian acara Liqo’ Muharram hari itu. Semoga acara ini dapat mengumpulkan semangat dan energi yang terserak menjadi satu kekuatan yang mampu menghancurkan seluruh penghalang dakwah. Dan semoga ikhtiar ini dicatat sebagai amalan sholihan dan menjadi salah satu anak tangga menuju kemenangan dengan tegaknya syari’ah dan khilafah. Amiin.[]Iqbal