Telah menceritakan kepada kami Ma’mar dari Ibnu Thawus dari ayahnya dari Ibnu Abbas yang berkata: “Nikmat dingkari dan tali kekeluargaan diputus. Sementara Allah SWT akan menyatukan hati mereka. Sehingga, apabila hati mereka telah saling berdekatan, maka tidak sesuatu yang mampu memisahkan selamanya.” Kemudian Ibnu Abbas membaca firman Allah SWT.:
]لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الأَرْضِ جَمِيْعاً مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلكِنَّ اللهَ أَلَّفَ بَيْنَهُم[
“Walaupun kamu membelanjakan semua yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.” (TQS.al-Anfal [8] : 63).
Telah mencetitakan kepada kami Fudhail bin Ghazawan dari Abu Ishak dari Abu al-Ahwash dari Abdillah, ia berkata:
« هُمْ المُتَحَابُّوْنَ فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ »
“Mereka adalah orang-orang yang saling mencitai karena Allah SWT.”
Abu Abdirrahman Abdillah bin al-Mubarak dalam kitabnya “Az-Zuhd wa Ar-Raqâ’iq”.[] (hizb-ut-tahrir.info, 26/11)