Audiensi Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia ke Surabaya-Post
HTI Press. Pada tanggal 6 Desember 2012, MHTI DPD I Jawa Timur mengadakan audiensi ke salah satu media yang ada di Surabaya, yakni Surabaya-Post. Audiensi berlangsung mulai pukul 13.30 hingga 14.25 WIB yang bertempat di Lt. 4 kantor Surabaya-Post, Jl. Mayjend Sungkono. Turut beraudiensi dari perwakilan MHTI adalah ustadzah Mufida selaku tim LKI MHTI DPD I Jatim, ustadzah Nikmah, Dias Fatchul Jannah mahasiswa Unesa, dan Nurus Sa’adah selaku aktivis mahasiswa BEM FKG Unair. Kedatangan tim audiensi dari MHTI disambut baik oleh tim Surabaya Post, yakni Ibu Widya selaku Redpel (redaktur pelaksana) dan Ibu Dina yang merupakan asisten dari Ibu Widya.
Ustadzah Mufida sebagai Koordinator audiensi, memaparkan terkait peran pemuda dalam islam yang memiliki semangat besar untuk mengedukasi massa/masyarakat untuk kebaikan. Namun idealisme pemuda muslim saat ini ingin dihilangkan dan dibelokkan oleh kelompok tertentu’, yakni para pengemban kapitalisme, agar mereka tidak memikirkan dan mengkritisi kerusakan yang terjadi dalam masyarakat. Berbagai cara telah dilakukan oleh pengemban kapitalisme untuk meraih tujuan mereka, yakni menjadikan pemuda muslim semakin jauh dari idealismenya sebagai seorang muslim. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan mewadahi para pemuda dalam sebuah agenda “global youth forum”, yang diselenggarakan di Bali pada 4-6 desember oleh PBB, hasil kerjasama antara pemerintah Indonesia dan UNFPA.
Menanggapi apa yang telah disampaikan oleh ustadzah mufida, Ibu Widya selaku Redaktur Pelaksana Surabaya Post menyampaikan bahwa beliau setuju terkait dengan apa yang disampaikan oleh MHTI yakni Pemerintah hanya memberi solusi praktis bagi setiap permasalahan masyarakat. Pemerintah memang pragmatis untuk menanggulangi sebuah masalah. mereka juga setuju bahwa solusi yang ditawarkan PBB tidak menyentuh akar masalah, dan menerima pendapat dari MHTI bahwa dalam menyelesaikan suatu permasalahan haruslah disentuh dari akar masalahnya.
Di akhir audiensi disampaikan oleh Nurus sa’adah sebagai mahasiswa, bahwa kondisi pemuda muslim saat ini jauh dari kata ideal, sudah tidak memiliki kekritisan sama sekali dan hanya ‘mengekor’ terhadap setiap kebijakan. Oleh karena itu untuk menyadarkan pemuda adalah dengan memberikan mereka pemahaman bagaimana menjadikan langkah mereka memiliki visi yang jelas, sesuai Islam. Oleh karena itu, media sangat memiliki konstribusi besar untuk turut andil mencerdaskan pemuda, melalui kolom yang ada dalam medianya.[]
SubhanAllah…kereeeeeeen….