Kepri Terancam Kehilangan Generasi Berkualitas, Selamatkan dengan Syariah dan Khilafah
HTI Press, Tanjung Pinang. Takbir… Allahu akbar!!!!! Lantang suara orator yang disambut gema takbir oleh para peserta yang hadir di acara Tabligh Akbar pada Sabtu (15/12) dengan tema Kepri Terancam Kehilangan Generasi Berkualitas, Selamatkan dengan Syariah dan Khilafah. Meskipun terjadi perubahan tempat acara karena pemutusan sepihak oleh arahan Sekda kota Tanjung Pinang pada satu hari menjelang acara, MHTI DPD II Tanjung Pinang tidak berputus asa, panitia lalu mengalihkan acara yang semula bertempat di Aula Kantor Gubernur Kepri ke mushola Kantor Gubernur Kepri. Bukan merupakan hal yang langka bila penguasa kita mengingkari janjinya.
MHTI DPD II Tanjung Pinang senantiasa memperhatikan kondisi masyarakat, khususnya para muslimahnya. Dengan posisi bertetangga dengan beberapa negara tetangga khususnya Singapura dan Malaysia menjadikan Tanjung Pinang daerah yang mudah terpengaruh budaya luar. Pergaulan dan cara berpakaian sebagian remaja Tanjung Pinang sudah sangat bebas. Mereka tak malu atau risih menutupi tubuhnya dengan menggunakan pakaian seronok.Pergaulan dan gaya hidup merkapun sudah amat memprihatinkan. Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kepri, remaja yang tersangkut kasus pelacuran bukan lagi usia mahasiswa tetapi sudah merambah ke usia anak SMP. Alasan yang melatarbelakangi mereka sehingga terjerumus ke dalam dunia protitusi adalah keinginan hidup mewah, punya HP terbaru, pakaian ber merk terkenal, punya kendaraan dan lain-lain namun orang tua tidak mampu memenuhi. Status halal haram perbuatan sudah jauh mereka tinggalkan.
Sebagai bentuk kepedulian MHTI DPD II Tanjung Pinang terhadap generasi, maka acara ini dilaksanakan untuk menyeru masyarakat khususnya kaum muslimah. Acara ini dihadiri sekitar 70 orang dari berbagai kalangan seperti ibu rumah tangga, anggota majelis taklim, mubalighoh dan mahasiswa. Mereka dengan penuh antusias menyimak pemaparan dan seruan oleh tiga orator, yaitu Ustadzah Nunung Purwaningsih SE (pemerhati dunia pendidikan), Ustadzah Haja Hasniar (mahasiswi, aktivis muda), dan Ustadzah Lia Wulandari SP (aktivis MHTI DPD II Tanjung Pinang).
Orator pertama, Ustadzah.Nunung Purwaningsih SE, memaparkan fakta menyedihkankan tentang kondisi ummat saat ini di tengah cengkraman kapitalisme, maraknya wanita meninggalkan rumahnya karena harus membantu suami mencari nafkah, sehingga keharmonisan dalam rumah tangga terganggu. Meningkatlah kasus perceraian yang berpengaruh terhadap perkembangan mental anak-anak mereka. Banyak anak-anak melampiaskan kekecewaan mereka dengan mengkonsumsi narkoba, tawuran, pergaulan bebas bahkan terjerumus ke dalam lembah nista pelacuran. Kondisi yang rusak secara sistemik ini dibutuhkan solusi yang sistemik pula. Tiada solusi lain melainkan Islam dan penerapan Syariat Islam dalam seluruh lini kehidupan.
Orator kedua, Ustadzah Raja Hasniar membeberkan rusaknya kondisi remaja masa kini karena mereka menjadikan sekulerisme sebagai asas kehidupan mereka, sehingga mereka bertingkah laku liberal, hedonis, dan pembebek. Sangat berbeda jauh dengan kondisi sebuah masyarakat yang diterapkan aturan Islam sehingga melahirkan generasi berkualitas, khas, berjiwa pemimpin. Obat yang mujarab untuk menyembuhkan generasi kita yang sakit saat ini hanyalah Islam. Sudah saatnya masyarakat sadar dan bangkit dengan menjadikan Islam tidak hanya sebagai agama ritual namun juga harus sebagai mabda atau ideologi. Khilafah lah negara yang akan menjadikan Islam sebagai mabda, pengatur segala urusan rakyatnya.
Langkah perjuangan menuju penerapan Syariat Islam secara kaffah dalam bingkai Khilafah Islamiyah yang diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir dipaparkan oleh orator ketiga, Ustadzah Lia Wulandari SP. Keberadaan Hizbut Tahrir sebagai partai politik yang berasakan akidah Islam adalah semata-mata menyambut seruan Allah dalam surat Ali Imran ayat 104. Dengan lantang beliau mengajak para peserta untuk bangkit dan berjuang bersama MHTI. Demi tegaknya kembali Khilafah Islamiyah yang akan membawa rahmat bagi seluruh alam.[]