HTI Press. Menjawab pertanyaan tersebut, Muhammad Fatih al-Malawi menyatakan Hizbut Tahrir tidak pernah bersikap eksklusif di tengah-tengah umat. “Sebab salah satu metode (thariqah) dakwah Hizbut Tahrir adalah terjun ke umat dan berinteraksi intens dengan umat,” ungkap Ketua Lajnah Tsaqafiyah HTI Sumut tersebut, Ahad (16/12) di Kantor HTI Deli Serdang, Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumut.
Namun, lanjutnya, bila tanpak perbedaan pandangan hukum fiqiyah yang diadopsi oleh salah seorang aktivis Hizbut Tahrir dengan umat kebanyakan bukanlah bentuk eksklusifitas melainkan lebih kepada pengamalan hukum fiqiyah yang diadopsi aktivis tersebut. “Dan hal ini sebuah kemubahan yang masyhur,” tegasnya.
Selain itu, beber Muhammad Fatih, aktivis Hizbut Tahrir selalu membuka ruang diskusi kepada umat sebagai bentuk penjembatani pemikiran, pandangan, serta peraturan Islam yang diadopsi Hizbut Tahrir.
“Sehingga elemen umat yang berasal dari kalangan intelektual, ulama, asatidz bahkan buruh serta petani juga dengan latar belakangn gerakan berbeda bisa memahami gagasan-gagasan perubahan Islam yang diusung oleh Hizbut Tahrir, tanpa ada yang ditutupi,” tegasnya kepada peserta Dauroh, Tokoh, Ulama dan Asatidz se Deli Serdang tersebut.
Chairul Anam (Pimpinan Ponpes Hidayatullah Deli Serdang); Al-Hafidz Hazanul Sahut (Pengasuh Ponpes Tanfidzul Qur’an Nur Aisyah); Kamaluddin, (Kandepag); Subhan (Mantan Aktivis Marhaen); Sudirsan (Tokoh Al-Washliyah Deli Serdang); Yaqub (Aktivis Tarekat), Sofyan (Aktivis Salafi), Zainal Abidin (Mantan Ketua IKADI Deli Serdang) nampak hadir pula dalam pertemuan itu.[] HTI Deli Serdang/Joy