Ratusan Remaja Bandung Bersiap Menjadi Pejuang Khilafah
HTI Press, Bandung. Ahad pagi (16/12), wajah-wajah remaja muda, cerah dan bersemangat tinggi memasuki ruangan Aula Gedung Ad-Da’wah. Mereka sekitar 400 remaja putri siswi SMP dan SMA dari berbagai daerah di kota dan kabupaten Bandung. Memang hari ahad 16 Desember pagi hingga siang, Muslimah DPD I HTI Jawa Barat mengagendakan sebuah acara spesial untuk remaja bertajuk Konferensi Remaja Islam (KRI) dengan tema “Khilafah, Negara yang Melindungi dan Menyejahterakan Remaja.
Acara dimulai pukul 08.30 WIB, dipandu oleh MC remaja prestatif , Ayu dan Hikmah. Keduanya nampak bersemangat mengajak peserta Konferensi agar bisa mengikuti acara dengan baik sehingga kelak menjadi pejuang Islam. Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Quran dan sambutan dari Pengurus Muslimah DPD I HTI Jawa Barat yaitu Ustadzah Indira S. Rahmawaty, S.Ip, M.Ag. Dalam sambutannya, beliau mengajak peserta agar menjadi generasi pecinta Islam yang sejatinya bisa memanfaatkan masa mudanya untuk berkarya demi Islam. Acara dilanjutkan dengan pemutaran film 1001 inventions yang menggambarkan kontribusi Khilafah pada kemajuan dunia, berbagai ilmu pengetahuan dikembangkan dan maju dengan penerapan Islam secara kaffah.
Acara ini disi oleh orasi, testimoni, teatrikal dan puisi persembahan dari para aktivis muda Muslimah DPD I HTI Jawa Barat. Remaja-Remaja pecinta Islam menyampaikan orasi dengan menggelora, mulai dari Nur Qudsi Walida, yang menyampaikan bahwa generasi sekarang tengah berada dalam kepungan budaya Liberalisme. Qudsi mengajak peserta yang hadir agar tidak terjerat dengan budaya Liberalisme dengan berjuang bersama menerapkan Islam kaffah dalam wadah Khilafah. Dilanjut oleh orasi kedua yang disampaikan oleh Fenti Fempirina, mahasiswi UPI Bandung, yang mengajak peserta membuka mata dan hati bahwa saat ini pendidikan yang dirasakan oleh generasi muda sarat dengan muatan Kapitalisme. Pendidikan mahal dan sekulerisme merupakan buah dari penerapan sistem Kapitalisme.Orasinya mampu menyemangati peserta yang hadir.
Tak kalah inspiratifnya, setelah peserta direfresh dengan sajian nasyid, Karina mahasiswi master Universitas di Jerman menegaskan peserta agar tidak tertipu dan bangga dengan budaya barat, budaya barat hanya merusak dan mengajak peserta dengan penuh keyakinan agar berbangga menjadi muslimah yang menerapkan dan memperjuangkan Islam secara Kaaffah.
Eka Indah Cahyaningtyhas, siswi SMK Bumi Siliwangi sebagai orator ketiga menyadarkan peserta yang hadir bahwa kemiskinan sistemik yang dialami masyarakat saat ini disebabkan juga karena penerapan Kapitalisme yang tidak mampu melindungi dan menyejahterakan remaja.Dilanjutkan oleh Fitria Miftasani, mahasiswi master ITB yang mengajak peserta meninggalkan aturan demokrasi yang tidak mampu memberikan keadilan pada remaja dan warga Negara. Sistem politik yang rusak dan tidak berasal dari Islam menyebabkan kondisi remaja kian terpuruk.Orasi kelima menyerukan remaja untuk menjadi The Real Agent of Change oleh Rini Kartikasari, mahasiswa ITB. Dengan bersemangat Rini memaparkan tentang peran generasi muda yang memiliki potensi besar dan harus dikontribusikan untuk perjuangan Islam.
Nafas perjuangan semakin terasa ketika Rina Andriana, Anggota Muslimah HTI, berorasi tentang Khilafah, Negara yang Melindungi dan Menyejahterakan Remaja. Khilafahsatu-atunya solusi untuk mengatasi masalah remaja, dan satu-satunya Negara yang bisa melindungi dan menyejahterakan remaja.Terakhir Ustadzah Harisah, Pengurus Muslimah DPD I HTI Jabar, berpesan kepada para remaja untuk meninggalkan budaya hedonis liberal dan menerapkan Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah. Hanya khilafah satu-satunya Negara yang mampu melindungi dan menyejahterakan remaja.
Dengan hadirnya KRI ini, semoga opini penegakkan Khilafah terus bergulir dan membesar sehinggaKhilafah bisasegerategak di bumi Allah. Allahu Akbar![]