Remaja Muslimah Se-Jabodetabek dan Banten, Siap Perjuangkan Tegaknya Khilafah, Negara yang Melindungi dan Mensejahterkan!
HTI Press, Jakarta. Pekik takbir terus membahana di seluruh penjuru Auditorium Sport Center Ragunan, Jakarta Selatan. Yel – yel “Al-Fatayuriid Khilafah Islamiyah” juga terus diteriakkan dengan penuh kesadaran, dilandasi oleh pemikiran, diungkapkan dari lubuk hati terdalam, tanda Khilafah benar-benar ingin ditegakkan.
Pemandangan ini terlihat dalam acara Konferensi Remaja Islam yang berlangsung Ahad (16/12). Acara yang bertajuk “Khilafah, Negara yang Melindungi dan Menyejahterakan Remaja” tersebut diselenggarakan oleh DPP Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia. Kerja keras dan pengorbanan panitia terbayar dengan semangat yang ditunjukkan oleh 1500 an peserta, yang merupakan siswi muslimah dari SMP – SMA se-Jabodetabek dan Banten.
Acara yang berlangsung dari jam 08.00 WIB ini diawali dengan sambutan dari Ketua DPP MHTI, Ibunda Ir. Ratu Erma Rahmayanti. Bunda Erma mengajak remaja untuk bersyukur atas kondisi mereka yang telah paham Islam di usia muda. Karena banyak orang tua yang belum paham Islam bahkan malah ada yang menghalangi remaja untuk mengkaji Islam. Bunda Erma juga menjelaskan bahwa kondisi remaja saat ini telah dirusak oleh sistem Kapitalis – Sekuler. Remaja Muslim yang ingin bangkit malah dicap sebagai ekstrimis, teroris, fundamentalis. Sebelumnya, tidak pernah umat Islam terdzalimi dan terhina seperti sekarang. Sebelumnya umat Islam bersatu dalam naungan Khilafah. Remaja harus menyadari realitas ini dan menyadari bahwa mereka adalah generasi penerus umat yang agung. Oleh karena itu, remaja harus terlibat dalam perjuangan menegakkan kembali Khilafah. Menjadikan hidup bergairah hanya dengan dakwah!
Acara mulai panas dengan adanya orasi dari sahabat remaja berprestasi, Khonsa RD, siswi kelas X. Khonsa berorasi tentang remaja dalam budaya yang merusak dalam bahasa Inggris. Dengan penuh semangat yang berapi-api, dia menyampaikan kondisi remaja akibat sistem Kapitalisme. Pacaran, hura-hura, malas-malasan adalah gambaran remaja saat ini. Semua karena virus Kapitalisme – Sekulerisme yang dijadikan sebagai aqidah. Khonsa memohon kepada penguasa agar menyelamatkan remaja dari sistem rusak tersebut. Dan mengajak remaja untuk menjadikan Islam sebagai way of life dengan mengkajinya dan bergabung dengan orang-orang sholeh.
Orasi tidak kalah semangat juga disampaikan oleh sahabat remaja berprestasi berikutnya, Azkia Rizka, siswi kelas XI. Azkia berorasi tentang Remaja dalam Pendidikan Sekuler yang BerorientasI Ekonomi. Pendidikan adalah hal mendasar yang harus dimiliki individu. Pendidikan menaikkan derajat individu di sisi manusia dan di sisi Allah SWT. Tapi fakta hari ini, pendidikan justru membuat lulusannya jadi sampah masyarakat. Semua karena sistem pendidikan kapitalis – sekuler yang membebani siswa dengan banyak pelajaran umum, minim pelajaran agama. Sekolah dianggap sebagai investasi yang menyediakan buruh. Sangat berbeda dengan Khilafah. Khilafah menjadikan pendidkan sebagai kebutuhan primer yang wajib dipenuhi negarasecara cuma-cuma, menyediakan sarana prasarana yang lengkap, guru berkualitas, penuh kasih sayang yang mampu membentuk siswa sholih, pemikir, cerdas, kreatif, inovatif dan berjiwa enterpreneur. Dan Azkia mengajak remaja untuk peduli bangsa dengan ikut memperjuangkan Islam dengan santun dan cerdas!
Orasi ke-3 datang dari Najwa Azka dengan tema Remaja dalam Derita Kemiskinan. Dengan penuh kemarahan, Najwa mengutuk kapitalisme yang mengharuskan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, sekalipun harus mendzalimi pihak lemah. Kapitalis memenghilangkan tanggungjawab negara untuk memenuhi pendidikan, keamanan dan kesehatan yang murah dan berkualitas. Sedangkan Allah SWT, telah memberikan sistem yang menjamin terpenuhinya kebutuhan primer dan mencukupi kebutuhan sekunder, yaitu dengan Khilafah. Olehkarenaitu, Najwa mengajak peserta konferensi untuk menyadar ikebutuhan Syari’ah – Khilafah dengan berkontribusi dalam dakwahpemikiran secara berjamaah.
Nushoibah Azzahro, orator berikutnya, menambah panas suasana, membakar jiwa peserta dengan menyampaikan tentang Remaja dalam Politik yang Menipu. Zahro mengatakan, di dalam sistem demokrasi, kedaulatan di tangan uang. Aturan dibuat bukan untuk kepentingan rakyat tapi pemilik modal. Demokrasilah yang menyebabkan aktifitas politik menjadi kotor. Pada hakikatnya, politik adalah mengatur urusan umat. Ini hanya ada dalam politik Islam. Dan keterlibatan remaja dalam aktifitas politik adalah wajib. Remaja tidak boleh buta politik. Remaja sebagai penggerak perubahan harus peduli permasalahan umat. Remaja harus berjuang tegakkan Khilafah!
Orasi selanjutnya disampaikan dalam bahasa arab oleh Fakiroh untuk memotivasi peserta agar siap menjadi Agent of Change.
Orasi ke-6 dengan tema Khilafah, Negara yang melindungi dan Mensejahterakan Remaja, semakin melengkapi pemahaman peserta akan pentingnya penegakanKhilafah. Orasi yang disampaikan oleh Ibunda Rezkiana Rahmayanti (Koordinator Lajnah Khusus Sekolah MHTI) ini meyakinkan peserta bahwa negara Kapitalis sebentar lagi akan hancur dan menjadi sampah sejarah. Sementara Khilafah Islamiyah pasti akan menggantikannya. Khilafah Islamiyah adalah benteng kaum muslimin termasuk remaja, yang akan melindungi dari kerusakan dan kehancuran. Khilafah adalah harga mati bagi orang beriman yang harus diperjuangkan sebagai bukti keimanan kita!
Terakhir, seruan MHTI untuk remaja disampaikan oleh Ibunda Iffah Ainur Rohmah sebagai Jubir MHTI. Bunda Iffah mengajak peserta untuk menyadari posisinya bahwa merekalah pemuda harapan umat. Merekalah bagian umat terbaik yang diturunkan Allah di tengah manusia.“Umat telah memanggilmu! Umat telah memanggilmu! Umat menaruh harapan besar dipundakmu!”, seru bunda Iffah dengan segenap ketulusan dan penuh haru. Diserukan juga agar remaja segera meninggalkan semua kemalasan dan pesona duniawi yang melenakan. Songsong abad baru kehidupan dengan turut berjuang menyongsong tegaknya sistem Islam. Lihatlah jalan kebenaran dan bergabunglah dengan para pejuang umat dalam Hizbut Tahrir untuk tegaknya daulah Khilafah Islamiyah !Allaahu Akbar![]