Hati Yang Hina

Ibnu Abi al-Hawari mengatakan bahwa aku berkara kepada Abu Sulaiman: Aku memahami firman Allah SWT.:

: “إلاَ مَنْ أتَى الله بِقَلْب سَلِيمٍ”

 “Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (TQS. Asy-Syu’ara’ [26] : 89), adalah orang yang bertemu Tuhannya, sementara tidak ada dalam hatinya seorang pun selain Dia.

Tiba-tiba ia menangis dan berkata: “Sejak tiga puluh tahun, aku belum pernah mendengar perkataan yang lebih baik dari ini.”

Kemudian ia berkata:

: كل قلب فيه شِرْكٌ فهو ساقط

“Setiap hati yang di dalamnya terdapat kesyirikan, maka ia adalah hati yang hina.”

Ia berkata:

وما في الأرض أحد أجِدُ له محبةً ولكن رحمة

“Tidak seorang pun di muka bumi, yang ia mencintai-Nya, melainkan ia mendapatkan rahmat-Nya.”

Lalu ia berkata:

: ينبغي للخوف أن يكون أغلبَ على الرجاء، فإذا غَلَب الرجاءُ على الخوف فَسَد القلبُ.

 “Rasa takut (al-khauf) itu haruslah lebih besar daripada harapan (ar-raja’). Sebab, apabila harapan (ar-raja’) lebih besar daripada rasa takut (al-khauf), maka rusaklah hati.”

(‘Uyûn al-Akhbâr, Abdullah bin Muslim bin Qutaibah ad-Dainuri, wafat 276 H.)

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 18/12/2012.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*