Zhahir Khan, Ketua Umum Lembaga Kristologi Indonesia, menyatakan Yesus atau Nabi Isa as itu tidak tahu menahu sama sekali dengan natal atau agama Kristen. “Karena sebenarnya yang membuat dan menyebarkan agama Kristen itu adalah Paulus, bukan Yesus,” tegasnya kepada mediaumat.com (15/12)
Zhahir pun mengutip pernyataan Max I Dimont. “Orang tidak boleh lupa bahwa Yesus itu tidak pernah beragama Kristen. Kata ‘Kristen’ pertama kali dipakai di Kota Antiokia, Yunani, sekitar tahun 50 Masehi, oleh Paulus,” ungkapnya mengutip buku yang ditulis sejarawan Yahudi yang berjudul The Indestructible Jews halaman 227.
Karena yang menciptakannya adalah Paulus dari Yunani maka kitabnya ya berbahasa Yunani. Padahal Yesus berbahasa Aramik bukan bahasa Yunani. Kemudian, dari bahasa Yunani diterjemahkan ke berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia. “Dari situ saja sudah terlihat ajaran Kristen tidak benar,” simpul Zhahir.
Kemudian Zhahir membandingkan dengan Islam. Dalam Alquran Allah SWT menegaskan Allah mengutus Nabi sesuai dengan bahasa tempat Nabi tersebut diutus. Makanya, Nabi Muhammad berbahasa Arab dan Alquran pun berbahasa Arab karena memang Nabi Muhammad diutus di Arab.
Sejak saat itulah, timbul ajaran-ajaran baru yang tidak pernah diajarkan oleh Yesus termasuk perayaan Natal. Jadi, lanjut Zhahir, hari Minggu, 25 Desember itu bukan hari dan tanggal kelahiran Yesus tetapi hari dan tanggal kelahiran dewa matahari.
Karena itu dalam bahasa Inggris, hari Minggu itu disebut sebagai Sunday (sun=matahari, day=hari) day of god of sun, hari dewa matahari. Dalam bahasa Jerman Sunday berarti Sonntag (sonne=matahari, tag=hari). Bahasa belanda juga sama zondag (zon=matahari, dag=hari). “Karena asal usulnya satu dari Yunani kemudian diterjemahkan ke bahasa-bahasa barat,” tegasnya.
Masih menurut Dimont di halaman yang sama, beber Zhahir, sampai sekarang tidak ada yang tahu kapan Yesus itu dilahirkan. “Kalau Desember itu jelas bukan kelahiran Yesus,” pungkasnya. (mediaumat.com, 20/12/2012)