Khilafah: Membebaskan Perempuan dari Kemiskinan dan Perbudakan Ekonomi
HTI Press. Ahad, 16 Desember 2012 bertempat di Aula Depag Gresik Jl. Jaksa Agung Suprapto MHTI DPD 2 Gresik mengadakan acara yang penuh makna temu tokoh peduli perempuan dan keluarga yang dihadiri dari segmen ormas, orpol, tokoh masyarakat, aktivis, LSM dan badan-badan yang terkait dengan tema “Khilafah: Membebaskan Perempuan dari Kemiskinan dan Perbudakan Ekonomi”. Acara ini dihadiri kurang lebih 30 tokoh dari kota gresik, dengan menghadirkan pembicara dari anggota MHTI.
Acara ini menghadirkan pembicara dari MHTI beliau adalah ustadzah Dzihni Kamilah S.Sos selaku pembicara pertama. Tema yang disampaikan ustadzah Dzihni adalah “Eksploitasi perempuan adalah keniscayaan sistem kapitalisme sekuler”, beliau memaparkan tentang kenyataan Indonesia adalah negara yang kaya raya, tapi kenyataan tentang kondisi masyarakatnya adalah masyarakat yang sangat miskin, hal ini bisa dilihat dari SDA Indonesia yang sangat melimpah, barang tambang, kekayaan lautnya dan banyaknya pulau hingga mencapai 17.504 pulau di Indonesia, “tapi kenyataannya Indonesia sekarang malah mempunyai hutang yang mencapai Rp 1600 triliun dan ini bila dipukul rata setiap penduduk yang berhutang di Indonesia termasuk bayi yang baru lahir menanggung hutang per orang 7 juta rupiah” paparnya. Kondisi yang sangat miris, dikatakan sebagai negara kaya tapi miskin. Beliau juga memaparkan kondisi perempuan sekarang di era kapitalisme, perempuan-perempuan Indonesia di negara tetangga menjadi komoditi sale, bahkan ada iklan untuk menjual para perempuan Indonesia. Penyebab semua ini tidak lain tidak bukan adalah keringnya sisi spritual, penerapan kebebasan dan diterapkanya sistem kapitalisme sekuler buatan manusia yang memang sejatinya sistem tersebut tidak bisa mensejahterakan masyarakat. Ustadzah Dzihni juga mengajak para tokoh untuk mengubah sistem tersebut dengan sistem Khilafah, sistem yang mensejahterakan.
Pembicara kedua ustadzah Suma’iyah, SE memaparkan materi dengan tema “Khilafah Model Cemerlang Sistem yang Memuliakan dan Mensejahterakan Perempuan”. Beliau memaparkan dan membandingkan bagaimana kondisi ketika diterapkannya Khilafah dan ketika diterapkannya sistem kapitalisme. Pemaparan ustadzah Suma’iyah membuka mata para tokoh untuk lebih memilih sistem Khilafah sebagai solusi karana memang benar-benar mampu untuk mensejahterakan dari berbagai bidang, bidang pendidikan, kesehatan dan keamanan yang langsung diberikan kepada rakyat dari negara gratis, dan kebutuhan pangan apabila ada masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya setelah suami, keluarga maupun tetangga tidak bisa membantu untuk mengentaskan kebutuhannya maka menjadi kewajiban negara.[]