Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menilai kondisi perempuan dinilai masih mengalami eksploitasi karena keberadaan sistem ekonomi kapitalisme. Bentuk eksploitasi yang dimaksud adalah banyaknya perempuan yang bekerja sebagai buruh dan tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri.
“Eksploitasi terjadi pada 39,8 juta perempuan yang menjadi buruh ditambah 4,2 juta yang menjadi (TKW),” ujar juru bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Iffah Ainur Rohmah dalam konferensi pers Kongres Perempuan Internasional di Hotel Grand Sahid Jaya, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Sabtu (22/12).
Iffah mengatakan, para perempuan yang bekerja sebagai buruh dan TKW hanya dianggap sebagai modal penguasa untuk meraup keuntungan. “Mereka hanya menjadi modal sosial untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya tanpa dipenuhi hak-haknya,” kata dia.
Selain itu, kata Iffah, perempuan Indonesia juga mengalami eksploitasi dalam bentuk kekerasan seksual. Hal itu melanda puluhan ribu perempuan di negeri ini.
“Sebanyak puluhan ribu perempuan mendapatkan kekerasan seksual. Bahkan, 40 ribu hingga 70 ribu anak remaja menjadi korban mafia perdagangan menudian dan dijerumuskan ke dunia prostitusi,” ungkap Iffah.
Lebih lanjut, Iffah menambahkan, fakta yang dialami oleh perempuan tidak lain disebabkan pemberlakuan sistem ekonomi kapitalis. “Sistem inilah yang nyata menunjukkan perlakuan kejinya terhadap perempuan karena menilai perempuan sebagai komodiri yang layak dieksploitasi,” pungkas dia. (merdeka.com, 22/12)