Surat kabar “Mareb News” melaporkan di situsnya “www.marebnews.com”, pada 18/12/2012, berita bahwa AS telah memperbaharui dukungan penuh untuk transformasi politik yang dibangun di Yaman, serta kesediaannya untuk memberikan dukungan kepada Pemerintah Rekonsiliasi Nasional dalam menghadapi periode kedua dari fase transisi saat ini yang sulit. Duta besar AS untuk Yaman, di Sana’a, Gerald Feierstein, saat bertemu dengan Menteri Perencanaan dan Kerjasama Internasional, Dr Muhammad Al-Sa’di, hari ini (18/12), menegaskan tentang kesungguhan pemerintah AS untuk mempercepat pengalokasian hibah AS ke Yaman, di sela-sela Konferensi Negara-Negara Donor di Riyadh, yang diperkirakan sebesar 800 juta dolar.
AS yang tidak lain adalah sponsor terorisme dan pengendali kekuatan imperialisme masih melakukan intervensi dengan telanjang dalam setiap peristiwa dan kondisi politik, serta menentang perasaan dan pikiran kaum Muslim di Yaman. Dimana dalam hal ini, ia seolah-olah sebagai penjaga Yaman, kepentingannya, dan juga masa depannya!
Sebagaimana disebutkan di sumber online, pada hari Rabu (20/7/2012) bahwa “Seorang pejabat AS engumumkan bahwa negaranya meningkatkan kuantitas bantuan ke Yaman, dan mengatakan bahwa negaranya sangat memperhatikan rekonstruksi di Abyan.” Bahkan seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa negaranya meningkatkan bantuan yang diberikan ke Yaman melalui USAID mencapai 175 juta dolar tahun ini, yakni nilainya bertambah 52 juta dolar. Sehingga dalam hal ini, Direktur USAID, Rajiv Shah memujinya dengan mengatakan bahwa “Perhatian pemerintah AS terhadap setiam persoalam dan situasi di Yaman, serta dukungannya yang kuat bagi penyelesaian sejarah politik di Yaman, yang berdasarkan persyaratan inisiatif Teluk, dan Resolusi Dewan Keamanan PBB No 2.014”.
“IIP DIGITAL” mempublikasikan artikel berjudul “Pernyataan Kementerian Luar Negeri Tentang Bantuan AS yang Diberikan kepada Yaman pada 7 Agustus 2012”, dimana dalam artikel itu disebutkan bahwa “AS mendukung upaya rakyat Yaman untuk mencapai tujuan ini melalui strategi yang komprehensif, yang akan memperkuat reformasi politik, ekonomi, dan keamanan, serta yang akan memungkinkan pemerintah untuk merespon semua protes dan aspirasi rakyat Yaman.”
Dikatakan juga bahwa “Sebagai bagian dari kesepakatan yang dimediasi oleh Dewan Kerja Sama Teluk, yang ditetapkan pada tanggal 23 November 2011, pemerintah Yamam berkomitmen untuk mengadakan konferensi dialog nasional yang komprehensif, mereformasi konstitusi dan sistem pemilu, mereorganisasi angkatan bersenjata, dan menggelar pemilu demokratis di awal 2014. Dan untuk mencapai tujuan ini memerlukan upaya yang berkesinambungan dari semua rakyat Yaman. Sementara AS berkomitmen untuk mendukung rakyat Yaman dalam transisinya menuju demokrasi, dimana AS akan mendukung semua hal-hal penting yang diperlukan Yaman, terkait dengan proses transisi dan pembangunan.”
Dari pernyataan ini jelas bahwa bantuan yang diberikan AS ini tidak lain adalah untuk memaksakan politik AS dan hegemoninya atas poros militer, setelah inisiatif Teluk dikuasinya melalui militer Yaman.
Seperti juga yang diberitakan oleh “Jaringan Suara ja Kebebasan” tentang pernyataan Asisten Menteri Luar Negeri AS yang memuji peran kekuatan politik dalam hal kemajuan di Yaman, dan menegaskan dukungan AS bagi strukturisasi militer, pada tanggal 11/7/2012, dimana dalam pernyatannya ini, William Burns, Asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Politik memuji Abdrabbuh Mansur Hadi dan kemajuan yang dicapai oleh Yaman terkait transisi politik, sejarah, serta dalam mengatasi kelompok-kelompok ekstremis, dan aksi-aksi kekerasan. Bahkan ia mengatakan bahwa rakyat Yaman layak menikmati hidup aman dan stabil.
AS belum mengakhiri aksi-aksi kejahatan berdarahnya, dan dominasi politiknya atas Yaman. Bahkan secara konsisten AS masih berani untuk melakukan intervensi dalam kehidupan politik dan sistem politik di Yaman. Seandainya tidak ada alat-alatnya, yang ia buat dan ia dukung hingga berhasil mencapai tampuk kekuasaan di negara itu, setelah ia mengalirkan darah suci yang ditumpahkan oleh tangan ketidakadilan dan penindasan melalui Ali Abdullah Shaleh, serta sejarah hitamnya di Yaman, negeri yang baik dan penuh berkah, niscaya AS pemilik ideologi kapitalisme ini tidak akan menghabiskan satu dolar pun, sekiranya ia tidak sadar dan tidak memperhitungkan secara matang bahwa kekayaan yang akan dipanennya dengan menginvestasikan harta dengan jumlah tersebut berlipat-lipat jumlahnya, namun itu harus dengan terlebih dahulu menguasai dan mendominasi tempat terbaik di kawasan itu melalui tempat-tempat strategis dan vitalnya.
Perlu diketahui bahwa Amerika, dan khususnya setelah penandatanganan inisiatif, maka Amerika berusaha dengan semua potensi yang dimilikinya untuk memaksakan dominasi militer. Bukankah adanya pangkalan militer Anad merupakan sebaik-baik bukti dalam hal ini, dan keberadaan tentara marinir di Yaman, yang ditempatkan sejumlah wulayah. AS berusaha memkasakan aktivitas yang akan mengacaukan keamanan di Yaman dalam rangka untuk memaksakan politik dan hegemoninya terhadap politik pemerintah saat ini. Dan untuk itu, yang paling mudah bagi AS adalah menguasai rezim sekarang yang dipimpin oleh Abdrabbuh Mansur Hadi?! Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin; sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (TQS. Al-Maidah [5] : 51).
Wahai rakyat Yaman yang mulia, bahwa negeri-negeri kaum Muslim akan berubah. Lihatlah umat Islam ini, mereka telah turun ke jalan menuntut revolusi yang tidak bisa dihentikan kecuali dengan berdirinya Khilafah. Sehingga AS dan para alatnya tidak mungkin lari dan selamat di negeri-negeri kaum Muslim yang baik ini, termasuk di Yaman [Ummu Abrar, Yaman].
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 24/12/2012.