HTI Press. Majalengka, – Untuk pertama kalinya Konferensi Remaja Islam Se-Kabupaten Majalengka digelar di Majalengka, Minggu, 16/12/2012. Sekitar 500 remaja yang terdiri dari para pelajar berbagai daerah ikut serta dalam acara yang digagas oleh DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Kabupaten Majalengka tersebut.
Acara yang mengangkat tema “Remaja di Bawah Naungan Islam: Bahagia dan Sejahtera” tersebut diselenggarakan untuk memberikan penyadaran kepada para generasi muda terutama agar mereka selamat dari jeratan sistem kapitalisme.
Sebuah banner raksasa terpampang tulisan “Remaja Islam Generasi Cemerlang Pemimpin Masa Depan Bahagia dan Sejahtera dengan Syariah dan Khilafah. Gema takbir sesekali menggema, menghangatkan suasana para peserta.
Beberapa pelajar silih berganti berbicara menyampaikan gagasan-gagasan mereka. Mereka berbicara tentangan realitas, problematika remaja serta solusi yang mereka tawarkan dalam sesi orasi remaja.
“Kapitalisme telah menggiring remaja untuk hidup bebas tanpa batas. Bebas berbicara dan berpendapat tanpa mengindahkan lagi norma-norma agama, bahkan kebebasan itu justru memberi ruang untuk menyuarakan ketidak-taatan kepada Allah dengan menolak hukum syara,” ujar Dimas T. Rahman dalam orasinya.
“Tiap tahun 600 ribu remaja putri kehilangan keperawanannya, sebagai buah bencana akibat penerapan sistem kapitalisme,” ujarnya lagi Sementara Ucu Supriadi, pelajar kelas XI MAN menegaskan bahwa Khilafah akan melindungi remaja dari budaya rusak sehingga mereka akan bahagia dan sejahtera. “Saatnya remaja butuh Khilafah yang melindungi remaja dan menolak kapitalisme yang merusak,” ujarnya lagi, diiringi takbir para peserta.
Sementara itu, dalam sesi inspiring moment, Ir. Eri Taufik Abdul Karim, dari DPD II HTI Jawa Barat memberikan inspirasi dan motivasinya kepada para remaja agar menjadi orang yang akan meninggalkan bekas kebanggaan kepada para orang tua dan umat ini.
Ia mengajak kepada para remaja, termasuk para orang tua dan guru untuk sama-sama menyelamatkan remaja dengan Islam. Karena menurutnya dengan Islamlah, sebuah kebanggan bagi para orang tua adalah ketika putra putri mereka menjadi anak-anak yang sholeh.
Namun, hal itu, menurutnya sangat sulit ditemukan di tengah-tengah jeratan sistem kapitalisme saat ini, di mana agama telah dipisahkan dari kehidupan.
Gagasan HTI untuk menyelamatkan generasi muda tersebut disambut hangat oleh perwakilan praktisi pendikan seperti terungkap dalam testimoni yang mereka sampaikan menjelang akhir acara.
Selain orasi, konferensi tersebut dimeriahkan pula dengan penampilan nasyid, musikalisasi puisi dan teatrikal persembahan para remaja LDSHTI yang semakin menghangatkan suasana. “Menggugah, mencearhkan, luar biasa,” kata beberapa peserta mengungkapkan. [media infokomldshti]