HTI Press. Makassar- Menjelang akhir tahun 2012 HTI Bontoala menggelar Dirasah Syar’iyyah Ammah dengan tema “Teladan Dakwah Rasulullah SAW Mewujudkan Islam Secara Kaffah”. Acara yang berlangsung di masjid Nurul Mu’minin Kecamatan Tallo Makassar pada hari ahad (29/12) ini dihadiri sejumlah tokoh, takmir masjid, dan warga sekitar.
Abdurrahman S.Ag yang tampil sebagai pemateri tunggal menegaskan akan urgennya menjadikan metode dan langkah dakwah Rasulullah SAW sebagai teladan dalam mewujudkan Islam kaffah. Secara khusus, Abdurrahman juga menyayangkan banyaknya fitnah terhadap umat Islam termasuk para pengemban dakwah belakangan ini.
Berbagai respon positif datang dari para tokoh yang hadir. KH. Mustari Ago menegaskan tentang perlunya negara Khilafah dalam mewujudkan konsistensi penerapan syariah. Muballigh kondang ini menyatakan bahwa sebagian besar syariah Islam dalam penerapannya mengharuskan adanya negara, seperti persoalan hukum, interaksi sosial kemasyarakatan, dll. Tidak cukup hanya dengn ketaqwaan pribadi atau dakwah oleh kelompok-kelompok Islam.
Sulaiman Gosalam, mantan ketua Persatuan Islam Tionghoa (PITI) Sulsel, mengharapkan persatuan umat terwujud bahkan sebelum tegaknya khilafah seperti sinergi yang baik antar ormas Islam dalam mencerahkan umat sehingga nantinya proses menuju khilafah sebagai puncak perjuangan semakin mudah dan cepat terwujud.
Sementara itu Abu thoriq selaku insan media (Fajar Tv) mengutarakan kesedihannya melihat perpecahan umat dalam kelompok yang mengarah kepada ashobiyah golongan, “ketika menyikapi serangan Israel ke Palestina harusnya ormas Islam bersatu. Jangan sendiri-sendiri karena ini adalah untuk kepentingan umat yang diperjuangkan bersama” tegas Abu Thoriq. Menurutnya tidak perlu lagi mempersoalkan perbedaan cabang agar tujuan bisa segera tercapai.
Pada sesi Tanya jawab, salah satu poeserta mempertanyakan sikap Hizbut Tahrir terkait proses Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) di Sulsel. Abdurrahman menegaskan bahwa Hizbut Tahrir tidak dalam posisi dukung mendukung antar calon yang ada. Sikap Hizbut Tahrir jelas yakni mengajak setiap komponen umat termasuk para kandidat yang bertarung dalam pilkada agar menjadikan Islam sebagai landasan dalam setiap aktifitas mereka. Kepemimpinan harus berlandaskan Islam, aturan-aturan yang dibuat harus sesuai dengan aturan Islam atau bersumber dari Islam,dan proses menuju kesana pun harus dengan jalan syar’i bukan dengan jalan kekufuran semisal demokrasi dan sebagainya.[] anf