Laporan media Israel pada hari Rabu (2/1) mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu secara rahasia dengan Raja Yordania Abdullah di Amman untuk membahas ancaman senjata kimia Suriah di tangan militan Islam.
Dua stasiun televisi dan sejumlah situs berita Israel mengutip dari beberapa pejabat Israel yang tidak mau disebutkan namanya, dimana mereka semua membenarkan berita yang dipublikasikan oleh surat kabar London berbahasa Arab “al-Quds”, bahwa pertemuan tersebut telah digelar. Sementara juru bicara Netanyahu menolak untuk berkomentar.
*** *** ***
Di saat Amerika berjuang keras untuk mengarang dalih (seperti dalih senajata kimia) untuk lakukan intervensi militer di Suriah di masa yang akan datang ketika upaya imperialismenya gagal, sama saja apakah intervensinya untuk memerangi secara langsung tegaknya Negara Khilafah Rasyidah di Syam, atau apakah itu untuk melindungi para anteknya dalam koalisi Suriah dari kekuatan oposisi Suriah pada saat penyerahan pemerintahan melalui proses transisi politik dengan melibatkan para penyanggah rezim sebelumnya, maka dua tetangga Suriah tampaknya benar-benar takut terhadap kemungkinan peristiwa yang akan terjadi jika Amerika gagal untuk melakukan kontrol atas masa depannya pasca jatuhnya Assad, sebab sejumlah peristiwa yang terjadi di Suriah sejauh ini menunjukkan kegagalan demi kegagalan Amerika, meskipun perpanjangan waktu yang diberikan kepada rezim Suriah belum juga berhenti.
Mereka para tetangga (tetangga yang buruk) adalah teman-teman dan sekutu para pemimpin entitas Yahudi dan pemimpin rezim Yordania. Mereka tengah dipusingkan dengan apa yang mungkin saja terjadi di antara waktu malam dan pagi. Sebab mereka sadar bahwa keberadaan mereka tergantung dengan keberadaan kekuasaan imperialis Barat yang mengontrol rezim-rezim pemerintahan yang berkuasa di kawasan Timur Tengah, termasuk rezim sekutu mereka, sekaligus penjaga dan pelindung Yahudi, yaitu rezim Basyar al-Assad, bahwa jika penggulingannya oleh tangan Islamis, dan menggantinya dengan sistem Islam, maka hal itu hakikatnya adalah awal berakhirnya bagi rezim kerajaan politik otoriter, entitas Yahudi, dan orang-orang yang berdiri di belakang mereka, yaitu negara-negara imperialis Barat.
Satu-satunya hal yang aneh dalam laporan media itu adalah apa yang disebutnya bahwa pertemuan antara Netanyahu dan Raja Yordania dilakukan dengan rahasia! Apakah Raja Yordania harus bertemu diam-diam dengan Netanyahu untuk membahas bahaya sampainya senjata kimia ke tangan militan Islam, sebagaimana yang mereka katakan; dan apakah penguasa Yordania masih bisa menyembunyikan pengkhianatannya dan persekutuannya dengan Yahudi setelah semuanya terbongkar.
Namun kami masih bertanya-tanya, apakah tokoh-tokoh Yordania dan orang-orang mukhlis di antara mereka yang memiliki kekuatan di sana akan membiarkan rezim Hasyimi bernafas sebentar ketika belenggu telah hancur, dan umat di Syam telah bebas dari belenggu imperialisme, serta mengumumkan niatnya untuk melenyapkan kroni-kroni kaum imperialis, dan mencabut entitas Yahudi hingga ke akarnya? [Abu Basil].
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 2/1/2013.