Peran Ibrahimi dan Iran dalam Poros Kejahatan Amerika Melawan Revolusi Syam

Dr Maher Al-Jabari, Anggota Media Informasi Hizbut Tahrir di Palestina

Ancaman terselubung Ibrahimi, yang mengatakan bahwa situasi di Suriah memburuk dengan cepat. Sehingga ia memperingatkan bahwa hal itu akan berlangsung hingga tahun berikutnya. Kondisi ini bisa mengakibatkan jatuhnya lebih dari seratus ribu jiwa (aljazeera.net, 30/12/2012). Ancaman itu sejalan dengan pernyataan Komandan Basij Iran (pasukan semi militer yang terdiri dari relawan warga sipil pria dan wanita, didirikan oleh Imam Mustafa Ahmed al-Musawi Khomeini pada bulan November 1979), Jenderal Muhammad Raja Naqdi, yang mengatakan bahwa “Jika pasukan kita memasuki Suriah, maka ia akan mencabut akar kelompok pemberontakan di Tel Aviv.” (maannews.net, 30/12/2012).

Pernyataan Ibrahimi dan para pembual rezim Iran itu merupakan konspirasi Amerika terhadap revolusi Syam, dalam rangka membentuk poros kejahatan Amerika. Sebab kedua belah pihak  berusaha keras agar situasi di Suriah tidak keluar dari konteks hegemoni Amerika. Tujuannya, agar realitas di Suriah tunduk pada Amerika dan kepentingannya, serta berusaha keras supaya konfrontasi tidak berubah dengan entitas pendudukan Yahudi. Bahkan keduanya berusaha keras supaya Syam tidak menjadi titik tumpu bagi negara Khilafah ala minhâjin nubuwwah (yang tegak di atas metode kenabian). Terutama mengingat sejumlah kekuatan militer di Syam terus membuat perjanjian untuk tujuan yang sama, yaitu mengangkat bendera Khilafah.

Ibrahimi berkeliling dari satu ibukota ke ibukota yang lain sambil meramu konspirasi “solusi politik”, dimana ia tidak bersenandung kecuali tentang operasi wajah di Suriah, yang tujuannya hanya untuk mempertahankan pengaruh AS di sana. Ibrahimi tidak pernah keluar selamanya dari jalan yang dibuat Amerika untuk Suriah, serta terus memberi Basyar dan gengnya perpanjangan waktu sampai alternatif yang sesuai keinginannya benar-benar sudah matang, bahkan ia yang memasak Koalisi Nasional untuk tujuan tersebut.

Mengingat kelompok revolusi di Syam terus menolak setiap konspirasi, maka ditingkatkan logika intimidasi dan ancaman AS (dan bersamanya “Israel”), dimulai dengan memobilisasi NATO di perbatasan Turki, melalui ancaman para pemimpin entitas Yahudi, yang melakukan persekongkolan dengan Raja Yordania, dan hari ini melalui ancaman terselubung Ibrahimi.

Adapun rezim Iran, maka ia adalah pemilik sejarah hitam, dengan sejumlah skandal yang dilakukan dengan Amerika sejak berdirinya entitas itu di bawah bendera Revolusi Islam, melalui laporan Baker-Hamilton pada 6/12/2006 dengan judul “The Way Forward” terkait krisis Irak, yang menekankan pentingnya peran Iran dan Suriah dalam menyelamatkan Amerika dan solusi Irak. Hal ini diperkuat dengan apa yang diungkap oleh BBC pada 22/2/2009 bahwa pejabat militer Iran “perpanjangan peta di atas meja perundingan, dan di atasnya ditetapkan tujuan yang hendak memperkuat Amerika Serikat, khususnya di bagian utara Afghanistan,” dan telah disertifikasi dalam “strategi militer Amerika Serikat di Afghanistan”.

Sesungguhnya rezim Iran yang telah berkolusi dengan Amerika dalam perang melawan kaum Muslim di Afghanistan dan di Irak, sekarang ia mengulangi kejahatannya terhadap umat Islam dengan berada di pihak Amerika Amerika dalam perang melawan umat Islam, dan persekongkolannya melawan revolusi Syam.

Adapun pernyataan Iran yang akan mencabut akar kelompok pemberontakan di Tel Aviv, maka itu tidak lain hanyalah sesumbar-sesumbar kosong yang sering dilontarkan rezim Iran, seperti drama seri pahlawan Bab al-Harrah. Sementara itu setiap yang berakal pasti mengerti bahwa seandainya rezim Iran serius dalam menghadapi “Israel”, niscaya ia bergerak sejak bertahun-tahun saat ia melihat kejahatan-kejahatan pendudukan Yahudi melalui satelit, dalam hal ini ia seperti menonton drama seri berdarah yang tidak ada hubungan dengannya; bahkan sekiranya ia serius dalam menghadapi agresi Yahudi, niscaya ia akan bergerak saat pesawat-pesawat mereka terbang di atas istana Assad di Damaskus; dan sekiranya ia serius dalam bergerak, niscaya ia benar-benar mengusir agresi Yahudi terhadap Lebanon pada tahun 2006.

Ancaman sesungguhnya bagi entitas Yahudi tidak lain berada di tangan sebuah sistem (pemerintahan Islam) yang akan dilahirkan di atas reruntuhan rezim Basyar yang telah menjaga pendudukan Yahudi dalam beberapa dekade terakhir. Oleh karena itu, poros kejahatan Amerika sangat khawatir akan terbitnya fajar Khilafah di Syam, yang akan membongkar poros kekuatan dusta penuh dosa, di bawah cahaya jihad, yang akan mencabut pendudukan Yahudi hingga seakar-akarnya Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 3/1/2013.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*