Dauroh Dirosah Islam DPD II MHTI Bojonegoro “Bersama Islam Kaffah Aku Melangkah”
HTI Press. Bojonegoro, Ahad, 13 Januari 2013 Lajnah Khusus Sekolah (LKS) Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD II Bojonegoro menggelar acara Dauroh Dirosah Islam (DDI) dengan tema “Bersama Islam Kaffah Aku Melangkah”. Acara ini sebagai follow up Konferensi Remaja Islam dan Outbond yang telah terselenggara dalam beberapa waktu yang lalu.
Dihadiri sekitar 36 orang dari kalangan siswa SMP/SMA bahkan ada yang masih duduk dibangku sekolah dasar yang tersebar di berbagai wilayah kabupaten Bojonegoro. Acara dauroh dirosah Islam ini menghadirkan empat pemateri, yaitu Ukhti Fariha S.Pd yang memaparkan materi dengan tema “Imanku Bukan Iman Turunan”, Ukhti Vina, SKM yang memaparkan materi dengan tema “I Love Syariat Islam”, Ukhti Leni, S.Farm.Apt memaparkan materi dengan tema “Hidup Mulia Dengan Menjadi Pejuang Islam” dan materi Ta’rif MHTI disampaikan oleh Ukhti Sri Handayani,S.Pd.
Ukhti Niar dengan gayanya yang khas penuh semangat menyapa para peserta DDI diiringi yel-yel “Remaja Islam? Cemerlang Dengan Islam Kaffah”. Para peserta tampak semangat menjadikan suasana pada awal acara ini mulai terasa hangat. Pemateri pertama, Ukhti Fariha menegaskan bahwa dalam beriman kita tidak diperbolehkan melakukan taqlid buta. Manusia sebagai mahluk ciptaan Allah telah dianugerahi akal harus mampu berpikir dan memahami tentang uqdatul kubro, tiga pertanyaan besar , dari mana saya berasal?, untuk apa saya hidup?, dan akan kemana setelah hidup? Pertanyaan-pertanyaan ini cukup membuat para peserta merasa ‘tersadarkan’ dan menjadi renungan tersendiri.
Ukhti Vina (Pemateri Kedua) menjelaskan bahwa dengan syariat Islam manusia akan hidup bahagia dunia dan akhirat. Bahwa Allah tidak hanya menciptakan manusia dan mahluk lainnya tanpa pengaturan sama sekali. Aturan syariat Islam pun harus diterapkan dalam kehidupan secara kaffah (keseluruhan).
Para peserta kembali bersemangat, saat Ukhti Leni mengajak para peserta untuk membuat suatu pilihan hidup, mau hidup bahagia atau sengsara? Tentu saja tidak ada seorang pun yang mau hidup sengsara. Namun untuk hidup mulia dan bahagia dunia akhirat pun tentu saja ada resiko dan tantangannya. Maka hanya dengan menjadi pejuang Islam hidup akan menjadi mulia. Materi terakhir, ta’rif MHTI disampaikan dengan maksud para peserta agar mereka lebih mengenal MHTI dan tergerak untuk berjuang bersama-sama melanjutkan kehidupan Islam
Tak terasa waktu beranjak makin siang, melebihi waktu yang telah dijadwalkan semula. Rangkaian acara pun ditutup dengan lantunan doa yang dibimbing oleh Ukhti Nafisah. Pikiran dan perasaan para peserta terharu, tetesan air mata tak terbendung, menguatkan tekad dan semangat untuk berubah lebih baik, menjadi pejuang Islam sejati. Sekarang dan selamanya. Aamiin[]