HTI-Press. Jakarta. Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) meminta agar Fraksi PAN bersikap tegas menolak pembangunan kedubes AS di Jakarta. Dalam kunjungan politiknya di gedung DPR , Rabu (23/01) delegasi HTI yang dipimpin ketua lajnah fa’liyah Muhammad Rahmat Kurnia, menjelaskan bahaya dibalik pembangunan gedung baru Kedubes AS di Jakarta.
“Perluasan Kedubes AS adalah sarana untuk makin mengokohkan penjajahan AS yang selama ini telah berjalan, khususnya di lapangan politik dan ekonomi setiap bentuk penjajahan pasti akan merugikan rakyat dan negara Indonesia,” tegas jubir HTI Muhammad Ismail Yusanto.
Ismail Yusanto mengingatkan PAN pada awal pendiriannya muncul dari semangat anti penjajahan . Seperti yang tampak dari Amin Rais, salah seorang pendiri PAN. Amin Rais dikenal gigih menggugat eksploitasi kekayaan alam yang dilakukan oleh Freeport di Papua.
“ Kami berharap PAN bisa menunjukkan semangat anti penjajahan yang sama dengan menolak pembangunan kedubes AS ,karena pembangunan itu akan mengokohkan penjajahan negara imperialis itu,” imbau Ismail Yusanto.
Muhammad Nadjib yang mewakili Fraksi PAN menyambut baik kehadiran delagasi HTI dan berjanji akan memikirkan aspirasi HTI.
Sebagaimana yang disampaikan Duta Besar AS Scot Marciel pada 6 Juli 2012 lalu dihadapan para wartawan, kedubes AS akan dibangun kembali di lokasi yang sama dengan nilai proyek U$450 juta (sekitar Rp 4,2 triliun) dengan ruang kerja seluas 36.000 meter persegi.
Pembangunan gedung kedubes AS di Jakarta yang baru itu harus diwaspadai, karena makin besar kedutaan sebuah negara menujukkan makin besarnya juga tugas pokok dan fungsi kedutan itu di sebuah negara.
Selain berfungsi untuk melayani kepentingan AS di Indonesia dan warga Indonesia yang hendak berkunjung ke negeri Paman Sam itu, kedubes juga menjalankan fungsi intelijen.
Di Jakarta sendiri, selama ini AS juga telah menempatkan instalasi militernya yakni Navy Medical Reseach Unit 2 (Namru-2). Instalasi yang sempat ditutup itu kini telah beroperasi kembali.(WA/FW)