HTI-Press. Sungguh terlalu! Dalam kondisi kesulitan tertimpa musibah banjir pun masih saja ada pihak yang diskriminatif dalam menyalurkan bantuan. Hal itu setidaknya terungkap dalam perbincangan Ketua RW 05 Kelurahan Cililitan Kecil, Kecamatan Kramat Jati Kota Jakarta Timur dengan relawan Hizbut Tahrir Indonesia.
Sabtu (19/1) malam di tengah hiruk pikuknya relawan membagikan kebutuhan korban banjir. Ketua RW 05 Suwardi berbincang-bincang dengan relawan HTI Lardi di salah satu sudut Posko Peduli Banjir Hizbut Tahrir bersama Warga RW 07 Cililitan Kecil.
Lardi, relawan HTI, pun menimpali. “Kami juga melihat kejadian serupa Pak di Posko dekat Stikes Binawan Kalibata ketika mau jaga ke Posko ini malam Jum’at kemarin,” ungkap lelaki yang rumahnya di Kalibata itu.
Ada seorang ibu datang ke salah satu posko di di dekat Stikes tersebut. Ibu itu pun menerima air kemasan. Ketika air itu hendak dibuka untuk diminum. Penjaga posko itu bertanya: “Ini dari RT mana? RT *** bukan?”
“Bukan,” jawab ibu tersebut.
Kemudian, air kemasan tersebut diambil lagi, lantaran ibu itu bukan warga RT ***.
Selain itu, Suwardi menyatakan Parpol ketika membuka posko pun sangat pamrih. “Ketika buka posko ada pesan: ‘ingat pilih kami ketika Pemilu ya,’” ungkapnya sambil menirukan gaya bicara si pemberi pesan itu.
Namun, Suwardi melihat kalau HTI berbeda. Sehingga, dengan rasa haru ia mengucapkan rasa terima kasihnya kepada relawan HTI karena telah menolong warga dengan amanah dan tanpa pamrih.
“Terima kasih atas nama warga dan juga atas nama pribadi karena selain HTI saya melihat tidak ada ormas atau parpol yang membuka posko tanpa pamrih, yang jaga juga muda-muda soleh dan amanah. Terlihat dari semua sumbangan langsung disalurkan,” ungkapnya.
Karena bukan hanya cerita dari warganya, Suwardi pun melihat dengan mata kepala sendiri bahwa relawan HTI dengan sigap memberikan pengobatan dengan mendatangkan dua dokter wanita di siang hari dan satu dokter pria di malam hari, air minum, makanan, pakaian layak pakai, serta selimut dari ba’da shubuh hingga pukul 22.00 WIB kepada setiap korban banjir yang datang, tanpa ditanya dari suku apa, agamanya apa, dari RT mana atau pun RW mana.
“Ah itu kan selama persediaan dari donatur masih ada,” jawab Lardi tersipu.[] Joko Prasetyo
Semoga menjadi amal salih yang meringankan hisab kelak. Salut !
masyaallah….. sungguh kedzoliman…
ikatan kesukuan digunakan, ikatan rendah itu…
Masyaallah… padahal menolong itu tidak melihat siapa pun