Khilafah Melindungi Perempuan dari Kemiskinan dan Eksploitasi

HTI Press. Kondisi perempuan dalam sistem kapitalisme saat ini boleh dibilang sangat miris, sistem ini telah melahirkan kesenjangan massal dan derita kemiskinan yang melanda jutaan perempuan di seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia, sistem ini memaksa kaum perempuan untuk mencari pekerjaan sebagai buruh migran, buruh pabrik, buruh tani, pedagang kecil serta kerap terpaksa bekerja dalam kondisi yang mirip perbudakan untuk bertahan hidup demi sesuap nasi. Kaum perempuan digiring untuk sejajar dengan kaum laki laki dalam hal mencari materi, alhasil peran perempuan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga pun sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan yang berujung pada rusaknya generasi yang akan memimpin peradaban ini.

 Dari sini Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia  Kota Surabaya mengadakan acara majelis ta’lim akbar yang  diselenggarakan di Masjid Agus Salim (20/1). Acara ini sebagai bentuk kepedulian di tengah maraknya kasus eksploitasi serta kemiskinan yang menimpa para perempuan di Indonesia dan di berbagai negeri muslim lainnya, acara ini dihadiri sekitar seratus muslimah dari berbagai kalangan. Sedangkan tema yang diangkat dalam kesempatan kali ini adalah “Khilafah Melindungi Perempuan Dari Kemiskinan dan Eksploitasi”

Aktivis MHTI Kota Surabaya, Ustadzah Nikmah Aliyah sebagai pemateri menyampaikan bahwa eksploitasi yang kerap dialami oleh perempuan adalah sebuah keniscayaan dalam sistem kapitalisme sekuler saat ini, beliau memaparkan tentang kenyataan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya raya, hal ini bisa dilihat dari sumber daya alam Indonesia yang sangat melimpah, barang tambang, kekayaan lautnya tapi kenyataannya kondisi masyarakatnya adalah masyarakat yang sangat miskin. Beliau juga memaparkan kondisi perempuan di era kapitalisme, sistem ini telah menghasilkan eksploitasi ekonomi yang begitu besar bagi kaum perempuan. Demi meningkatkan pendapatan negara dan korporasi para kapitalis, mereka menekan kaum perempuan terjun ke dunia kerja atas nama slogan “pemberdayaan perempuan”, menyamakan nilai perempuan dengan kemampuannya dalam memproduksi kekayaan atau materi, membebaninya dengan peran ganda menjadi pencari nafkah sekaligus ibu rumah tangga, mengorbankan fungsi keibuan dan merampas waktu kaum perempuan untuk mendidik anak-anak mereka. Demikianlah Kapitalisme membuat perempuan menjadi budak ekonomi, dan memperlakukan mereka seperti objek untuk menghasilkan kekayaan serta menciptakan masyarakat yang materialistik dan konsumtif dimana keuntungan materi berada di atas martabat dan kesejahteraan kaum perempuan.

Untuk mengakhiri kondisi tersebut, Islam datang untuk memberikan solusi. Sudah saatnya ada visi politik dan ekonomi baru untuk mengentaskan perempuan dari kemiskinan dan ekploitasi, yakni sistem Khilafah. Negara yang akan menghargai peran keibuan dan mewajibkan agar kaum perempuan harus dijamin nafkah dan kesejahteraannya oleh kerabat laki-laki atau negara. Kalaupun kaum perempuan bekerja, itupun tidak akan melalaikan tugas utamanya dan mereka mendapat hak untuk bekerja di lingkungan yang aman, bebas dari kekerasan dan ekploitasi.Khilafah akan menerapkan politik islam yang akan menyejahterahkan umat dengan konsep kepemilikan dan pembuatan kebijakan yang sesuai syara’.  Khilafah juga yang akan melindungi perempuan dari eksploitasi perempuan dengan penerapan sistem sosial untuk menjaga kehormatan, sistem sanksi bagi pelanggaran kehormatan, serta pengelolaan media agar bernuansa ketaatan. Terakhir, Ustadzah Nikmah menyeru serta mengajak kepada seluruh muslimah yang hadir untuk berjuang bersama sama mewujudkan sistem Khilafah sebagai solusi hakiki untuk mengakhiri kemiskinan dan  perempuan saat ini baik di Indonesia maupun secara global.

Peserta tampak sangat antusias sekali, hal ini terlihat dari banyaknya ibu-ibu yang bertanya dalam sesi tanya jawab. Menjelang acara selesai  peserta disajikan pembacaan puisi tentang perempuan dalam sistem kapitalisme, seketika keharuan peserta pun nampak. Acara ini pun kemudian ditutup dengan doa.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*