Sulitnya Sholat di Sekolah Amerika, Boleh Soleh Asal Nilainya Bagus !

Sebuah sekolah menengah atas di dekat Washington DC telah mengambil langkah yang langka untuk mengakomodasi shalat yang dilakukan oleh kaum Muslim selama jam pelajaran. SMA Parkdale, nama sekolah itu, sekarang membolehkan beberapa siswanya yang Muslim  untuk melakukan shalat. Keputusan itu telah membuat sebagian staf Kristen merasa “tidak senang”.

Kepala Sekolah SMA Prince George, Cheryl J. Logan, mengatakan inisiatif ini adalah tanggapan atas “berkembangnya kebutuhan komunitas Muslim,” lapor Washington Post. Untuk bisa meninggalkan kelas setiap yang anda butuhkan adalah izin orang tua dan nilai yang tinggi, kata Logan.

Saat ini, ada sekitar 10 siswa Muslim yang telah mendapatkan hak untuk melakukan shalat, dan dilaporkan diperbolehkan keluar selama delapan menit setiap hari melakukan shalat berjamaah di kampus. Seorang siswa SMA lain sedang bekerja keras untuk meningkatkan nilainya agar bisa bergabung dengan kelompok itu, yang semuanya adalah anggota Asosiasi Pelajar Muslim, kata Logan.

Diharapkan bahwa izin untuk melakukan shalat akan memotivasi para siswa Muslim untuk meningkatkan kinerja sekolah secara keseluruhan.

Staf Kristen Marah

Langkah ini sudah membuat marah beberapa staf sekolah Kristen, dimana banyak dari mereka yang ingat ketika sekolah itu dulunya adalah sebuah lembaga Kristen. Sekolah umum di AS adalah sekolah yang sekuler menurut UU, namun secara hukum diperbolehkan untuk mengakomodir praktik yang dilkukan para pelajarnya ‘, Logan menjelaskan.

“Saya benar-benar senang bagaimana kita telah mampu menghadapi permasalahan ini tanpa harus menjadi isu yang semakin besar,” kata Logan.

Namun, inisiatif Logan mungkin tidak membahagiakan, kata Charels Haynes, Direktur Proyek Pendidikan Kebebasan Beragama di Newseum: “Sekali Anda mulai menuruni jalan itu maka Anda benar-benar terikat.” Sekarang, setiap siswa yang meminta untuk diizinkan keluar kelas untuk alasan agama harus juga diakomodir, kata Haynes kepada Washington Post.

Karena shalat yang dilakukan oleh kaum Muslim menjadi semakin terlihat di sekolah-sekolah AS, hal ini kemungkinan akan memicu perdebatan yang sengit, karena sekolah umum yang modern secara hukum dilarang untuk melakukan ibadah keagamaan seperti shalat. Namun, pada abad ke-18, ke-19, dan awal abad ke-20, banyak sekolah di Amerika yang mengawali pelajaran dengan berdoa atau membaca Alkitab.

Pada tahun 1962, Mahkamah Agung AS memberlakukan larangan yang berlaku saat ini, sehingga menjadikan hak beragama seseorang ke dalam konflik dengan hak untuk tidak menjadi sasaran dakwah.

Secara hukum, siapa pun diperbolehkan untuk beribadah di sekolah-sekolah di AS, selama ibadah itu tidak disponsori secara resmi oleh sekolah dan tidak mengganggu orang lain. Pada kenyataannya, keputusan seperti itu sering memicu perdebatan panas – dan kadang-kadang melibatkan hukum – yang merupakan keberatan dari pihak lawan.

Kaum Muslim diwajibkan untuk shalat lima kali sehari, dimana shalat itu harus disertai dengan gerakan tertentu. Hanya salah satu waktu shalat yang kemungkinan akan berlangsung selama jam pelajaran sekolah. Banyak universitas di AS telah menghormati permintaan umat Islam untuk melakukan shalat di ternpat yang ditunjuk, namun, lembaga pendidikan menengah jarang membuat pengecualian tersebut.

Pada awal 2012, sebuah sekolah di distrik Green Bay, Wisconsin, mendapatkan kritik karena upayanya untuk mengakomodir shalat yang dilakukan kaum Muslim setelah sejumlah besar pengungsi dari Perang di Somalia tiba di wilayah tersebut. (rz,Sumber : http://rt.com/usa/news/muslim-prayer-us-schools-060.30/1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*