LDS HTI Majalengka Gelar KIR Spesial “Say No to Valentine Day”

HTI Press. Lembaga Dakwah Sekolah HTI DPP II Majalengka menggelar Kajian Islam Remaja Spesial “Say No To Valentine Day”, Ahad (10/02). Acara ini dihadiri oleh berbagai perwakilan sekolah seluruh kecamatan Maja serta daerah lainnya. Sekitar seratus orang dari mulai tingkat SLTP dan SLTA yang menghadiri acara tersebut.

Acara yang rutin digelar oleh LDS HTI DPP II Majalengka ini setiap tahunnya mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan terutama dari sekolah – sekolah di sekitar Maja dan sekitarnya. Semua ini terlihat dari antusias peserta dari berbagai sekolah yang yang semakin banyak tiap tahunnya.

Tata Haris Rispandi selaku ketua pelaksana mengungkapkan dalam sambutannya, “Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kecintaan remaja kepada Nabi Muhammad Saw dan membentengi remaja dari budaya kufur Valentine Day”. Ia menambahkan, “Acara ini diharapkan mampu mengubah cara berpikir remaja agar cemerlang dengan Islam dan membentuk perilaku remaja yang uswatun hasanah dan menjauhi pergaulan bebas yang semakin marak di kalangan remaja”.

Acara yang dilaksanakan di Masjid Jamie Syifaul Qulub Maja ini disajikan dalam bentuk training motivasi yang dikemas menarik dengan penggunaan multimedia, disertai dengan games, simulasi dan diskusi. Di sela-sela acara, tampil juga group Nasyid LDSHTI yang membawakan lagu-lagu semakin menghangatkan semangat para peserta.

Hadir sebagai pembicara antara lain Dimas Taufik Rahman (Ketua LDSHTI Kec. Maja) dan Zaenal Mutaqin (LDSHTI Se. Wil. III Cirebon). Dimas Taufik Rahman yang juga sebagai perwakilan dari pelajar menjelaskan dengan tegas bahwa remaja Islam menolak adanya budaya valentine day tersebut. “Valentine Day bukan dari budaya Islam melainkan budaya kufur yang telah merusak generasi Islam,” paparnya.

Sementara itu motivator remaja, Zaenal Mutaqin ia memaparkan bahwa cinta adalah fitrah, suci, putih dan murni yang diberikan Sang Pencipta kepada manusia. “Tetapi sayang cinta yang suci tersebut kini banyak ternoda atas nama Valentine Day dan pacaran,” ujaranya.

Bagi seorang remaja Muslim, cinta memanglah berbeda, lanjutnya. “Yang membuat beda, cinta pada lawan jenis, cinta dalam hubungan keluarga, cinta terhadap saudara seakidah semuanya dibalut dengan ikatan cinta Allah dan Rasul-Nya”.

Menurutnya, cinta kepada Allah dan Rasul-Nya harus dijadikan cinta di atas segala-galanya. Karena itu kalau cinta tidak dilandasi oleh cinta kepada Allah dan Rasul-Nya maka yang terjadi adalah pergaulan bebas yang kini makin marak di kalangan remaja. Apalagi di hari valentine day, pergaulan bebas ini meningkat tajam dan menyebar ke berbagai remaja

“Maka harus ada penyadaran kepada para remaja agar tidak terjebak pada budaya kufur valentine day yang telah menyajikan kemaksiyatan kepada generasi muda tersebut”, tegasnya.

Selain pemaparan materi, acara ini juga menjadi ajang deklarasi penolakan remaja terhadap budaya kufur valentine day.  Di akhir acara, seluruh peserta secara bersama-sama menyatakan ikrar penolakan mereka terhadap budaya Valentine Day dan budaya pacaran.

Salah seorang peserta, Deden Fajar, pelajar SMKN 1 Maja mengutarakan, “Saya merasa senang dapat berpartisipasi dalam acara tersebut. Acara ini memberikan dampak positif bagi para remaja, dan saya menolak budaya kufur Valentine Day”.

Hal senada diungkapkan peserta lain, Vika pelajar SMPN 2 Maja mengatakan, “Acara  ini sangat menggugah para remaja untuk menolak valentine day karena v-day hanya akan menjerumuskan kita ke arah pegaulan bebas. Mudah-mudahan acara yang mencerdaskan ini bisa dilaksanakan tiap tahunnya”. []media-infokom-ldshti-kab.majalengka

One comment

  1. Subhnallah wa al-Allahu Akbar, ttap semangat wahai saudaraku dlm membina generasi masa depan umat yg cerdas, mulia yg rindu dengan syariah dan khilafah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*