Imigran Hispanik Amerika, Mendapat Perdamain Dalam Islam

Mereka mencari perlindungan, dan mereka menemukan  perlindungan dan penghargaan dalam Islam

Dengan mengenakan pakaian hitam yang panjang dan kerudung berwarna abu-abu, Nahela Morales duduk di depan komputer. Dengan tekun dia menulis catatan-catatan dan menjawab panggilan telepon dari program hotline, 1-877-WhyIslam. Program ini menjadi tempat bertanya siapapun yang berharap dapat mempelajari lebih lanjut tentang agama Islam.

Morales, yang lahir di Mexico City, pindah ke California dan saat ini tinggal di New York. Dia merupakan bagian dari pertumbuhan populasi dari imigran Muslim yang masuk Islam yang berasal dari Amerika Latin. Banyak dari mereka adalah wanita, yang sekarang membantu untuk memperkenalkan agama ini kembali ke negara asal mereka.

“Banyak imigran yang ada di sini karena keinginan mereka sendiri,” kata Morales, sambil mencatat bahwa perempuan imigran Latin yang tertarik pada Islam karena adanya perasaan “memiliki” yang mereka temukan dalam komunitas Muslim. “Ketika mereka datang ke masjid dan melihat wajah-wajah yang tersenyum, mereka merasa diterima.”

Menurut laporan tahunan WhyIslam tahun 2012, 19 persen dari sekitar 3.000 orang yang dibimbing oleh lembaga itu menjadi mualaf pada tahun 2011 adalah penduduk Latin. Lebih dari setengah dari mereka (55 persen) adalah kaum perempuan. Penduduk Latin menyumbang 12 persen dari yang baru masuk Islam di Amerika Serikat pada tahun 2011.

Menemukan Penghargaan

Wilfredo Ruiz, yang berasal dari Puerto Rico yang masuk Islam pada tahun 2003 menyatakan perempuan lebih banyak yang memeluk Islam dibanding laki-laki di masjid-masjid Florida Selatan.

Imigran Latin, katanya menjelaskan, sering merasa dieksploitasi baik di Amerika Latin maupun Amerika Serikat. Penghargaan tinggi yang diberikan Islam kepada kaum perempuan dan pakaian mereka yang sederhana, dia yakini, telah menawarkan alternatif yang masuk akal.

“Saya mendengar dari para wanita Latin,  mereka mencari perlindungan, dan mereka menemukan  perlindungan dan penghargaan dalam Islam,” tambahnya.

Sementara Juan Galvan, Direktur Eeksekutif Asosiasi Dawah Latino-Amerika dan penulis “Muslim Latin:  Our Journeys to Islam”, percaya bahwa Islam memiliki daya tarik kepada para imigran Latin karena Islam mengungkapkan kepada mereka apa yang dia sebut sebagai pemahaman yang lebih mendalam terhadap monoteisme.

Karena Islam menekankan kepada Allah, atau Keesaan Allah. Galvan mengatakan, Islam menyajikan kepada penduduk Latin itu suatu alternatif yang unik atas teologi Kristen tradisional yang menerima keberadaan dewa-dewa suci – Yesus, Roh Kudus, orang-orang kudus dan para pekerja agama yang memiliki mukjizat – yang terhubung, namun berbeda, kepada Allah.

Masuk Islam Pasca WTC

Morales menemukan tempat sendiri dalam Islam setelah masa penuh gejolak. Dia pindah ke New York pada tahun 2001. Tidak lama setelah dia pindah pada 11 September terjadi serangan terhadap WTC. Ketika banyak media menyalahkan ekstremis Muslim, Morales justru mulai melakukan penelitian terhadap Islam.

“Saya sedang menonton berita dan mereka selalu menunjukkan (kaum Muslim) adalah orang-orang yang berteriak ‘Allahu Akbar,’ Allah Maha Besar’, jadi saya pikir, jika Allah Anda begitu besar, mengapa Dia membolehkan Anda untuk membunuh orang? Jika Muslim mengatakan Islam (adalah tentang) perdamaian, maka hal ini tidak masuk akal,” katanya.

Dia memutuskan untuk menemukan jawaban sendiri dan membeli sebuah salinan Alquran, kitab suci agama Islam. Morales juga mulai berteman dengan para wanita Muslim di MySpace.

“Mereka begitu baik, dan saya menjadi lebih penasaran. Salah seorang wanita Muslim yang saya temui kebetulan adalah orang Puerto Rico, dan dia dapat berhubungan dengan seseorang di California yang bisa mengirim kepada saya sebuah paket informasi tentang Islam dengan buku-buku, Alquran, sajadah dan jilbab (jilbab),” kenang Morales.

Setelah banyak melakukan kontak dengan Muslim via internet, dia mulai mengunjungi masjid terdekat dengan rumah barunya di North Bergen, New Jersey. Dan akhirnya menjadi mualaf pada tahun 2003. Dia tetap menjadi anggota aktif dari North Hudson Islamic Educational Center, atau NHIEC. Saat ini Morales memimpin kampanye memberikan literatur Islam dan audio, pakaian, dan perlengkapan mandi kepada komunitas Muslim miskin di Mexico City.

Sebagai bagian dari penduduk Hispanik yang berkembang di Amerika Serika, menurut Forum Pew Research Center tentang Agama dan Kehidupan Publik, komunitas muslim diperkirakan akan meningkat secara dramatis selama 20 tahun ke depan. Sebagian besar karena imigrasi dari Selatan Asia, Timur Tengah dan Afrika Utara. Diperkirakan 5,3 juta Muslim tinggal di Amerika Utara dan Selatan pada tahun 2010. Angka itu diperkirakan akan menjadi lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030. (mediaumat.com, 16/2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*