HTI Press. Banda Aceh. Tingginya angkas seks bebas di Aceh, menurut Agus Ariyanto lantaran diterapkannya demokrasi. “Angka tinggi keterlibatan pelajar terhadap pergaulan bebas di Aceh adalah salah satu akibat ide kebebasan berprilaku yang ada dalam demokrasi!” ungkap aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Aceh tersebut dalam acara Kajian Strategis Masyarakat Aceh (Kasat Mata) ke-4, Ahad (17/2) di Masjid Kopelma Darussalam, Banda Aceh.
Dalam demokrasi, aktivitas khalwat (berduaan dengan lawan jenis) hingga zina tidak dikategorikan sebagai tindak kriminal selama para pelakunya merasa suka sama suka. Berbeda dengan sistem pemerintahan Islam yakni khilafah. Semua aktivitas yang mendekati zina (termasuk khalwat) dan zina terkategori kriminal dan pelakunya akan dihukum.
Dinas Kesehatan Provinsi Aceh beberapa waktu lalu merilis hasil surveinya yang sangat mengejutkan. Karena sekitar 70 % responden di Lhoksemawe dan 50 % responden di Banda Aceh mengaku terlibat dalam pergaulan bebas.
Oleh karena itu, pembicara dari DPP HTI Junaedi At Thoyibi, menyatakan umat harus mengganti sistem yang merusak ini dengan khilafah. Bahkan ia pun mengungkap secara jelas landasan syar’i mengapa Khilafah disebut sebagai sistem pemerintahan yang diwajibkan Allah Swt..“Tidak ada ikhtilaf tentang kewajiban Khilafah di kalangan umat maupun para imam,” tegasnya mengutip penjelasan Imam al-Qurthubi ketika menafsirkan Surah al-Baqarah [2]:30.[] Doumy Djauhari/Joy