HTI Press. Perubahan besar dunia sedang berlangsung, tanda-tanda ke arah itu kian nampak, pelan tapi pasti sistem Kapitalisme Sekuler sedang menuju kehancurannya, sementara gaung Syariah dan Khilafah terus membahana. Setidaknya gambaran ini nampak ketika melihat terhadap revolusi yang terjadi di Suriah saat ini. Maka dalam rangka menyadarkan umat terutam Ulama dan Tokoh Masyarakat HTI Garut Selatan menggelar Dirasah Syar’iyyah pada hari Ahad 17 Februari 2012 yang dihadiri tak kurang oleh 100 Ulama dan Tokoh dari berbagai wilayah di Kabupaten Garut.
Acara dibuka oleh MC Abdurrahman yang dilanjutkan oleh pembacaan ayat suci al-Qur’an oleh Ijang Abdurrahman, kemudian sambutan atas nama HTI DPD II Garut oleh Dindin Sholahudin yang menyampaikan ucapan terimakasih kepada para ‘Ulama dan tokoh yang berkenan hadir juga bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan rutin bulanan HTI Garut Selatan, juga dia menyampaikan terimakasih kepada Pondok Pesanten Qurrota A’yun yang telah bersedia tempatnya dijadikan acara kajian oleh HTI Garut Selatan.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh KH.Ismail selaku pimpinan Syarikat Islam, yang sekaligus ketua Yayasan Qurrota A’yun, beliau sangat bersyukur bertemu dengan pejuang dan simpatisan Hizbut-Tahrir yang baginya HT merupaka anak pertama Syarikat Islam yang meneruskan cita-cita perjuangan SI. tak lupa Pimpinan Pondok Pesantren Qurrota A’yun KH.Atep Wahid Hasyim yang juga Ketua MUI Kecamatan Samarang memberikan sambutan berikutnya beliau merasa gembira dan mempersilahkan kepada Hizbut-Tahrir tempatnya untuk dijadikan kegiatan-kegiatan Hizb.
Selanjutnya acara inti yaitu pemaparan materi yang disampaikan Oleh dua narasumber yaitu Dendi Rahdiana, S.P dan Edi Ependi, S.P yang dipandu oleh moderator Syahid al Ghifari, dalam pemaparannya Dendi Rahdiana sebagai pemateri pertama menjelaskan Perubahan yang terjadi di dunia saat ini terutama menyoroti revolusi yang sedang berlangsung di Suriah yang merupakan Revolusi Islam, karena rakayat Suriah bukan hanya ingin mengganti rezim Bashar Asad tapi juga mengnginkan adanya pergantian system yang korup diganti dengan menegakkan Daulah Khilafah Rasyidah, juga dia memaparkan bagaimana seharusnya umat Islam yang lain termasuk di Indonesia menyosong perubahan tersebut terutama kiprah para ‘Ulama dan tokoh masyarakat dituntut aktif memebrikan penyadaran kepada umat supaya umat mau berjuang mewujudkan perubahan hakiki yakni dengan mewujudkan Syariah kaffah dalam bingkai Khilafah. Kemudian Edi Ependi menjelaskan terkait kritik Islam terhadap Demokrasi, Nasionalisme dan Separatisme. yang mana dengan masih bercokolnya faham demokrasi dan nasionalisme dalam pemikiran umat, maka selama itu pula umat masih terelenggu dan sulit menggapai kebangkitan. Juga dijelaskan pula terkait separatisme yang sesunggyuhnya itu brtentangan dengan Islam.
Acara kemudian dilanjutkan dengan acara diskusi dan tanya jawab juga ada beberapa tanggapan dari para Ulama dan Tokoh, yang seluruhnya merasa tercerahkan dengan pemaparan materi yang disajikan yaang begitu lugas dan tegas, sehinggga ucapan dukungan pun terucap setidaknya dari KH. Ahmad Husain salah satu Ulama dari kecamatan Cikajang dan Aceng Salim Tokoh Kecamatan Pasirwangi yang begitu mengapresiasi perjuangan Hizbut-Tahrir bahkan ingin bejuang bersama. Dan ketika diskusi sedang berlangsung adzan dhuhur pun berkumandang, sehingga acarapun harus segera diakhiri, maka MC segera menutup acara dengan pembacaan do’a.[]