Bedah Buku “Rapor Merah Valentines Day”
HTI Press. Sungguh ironis, gambaran pergaulan remaja di negeri Indonesia yang mayoritas Muslim. Saat ini, pacaran yang berujung pada free sex bahkan aborsi sudah tidak tabu lagi di kalangan remaja, bahkan remajalah pelakunya, terutama pada moment Valentines Day yang identik dengan warna merah jambu. Inilah fakta para remaja muslim yang saat ini berkiblat pada budaya barat dan semakin meningkat jumlahnya.
Berangkat dari fakta di atas, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Ciputat – Tangsel menyelenggarakan acara bedah buku dalam rangka mengisi agenda remaja yang bertepatan pada hari Valentines Day, “Rapor Merah Valentines Day..“ oleh ust. Luky B Rouf, pada hari Kamis, 14 Februari 2013 di gedung kelurahan Ciputat. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 80 pelajar Muslimah.
Acara ini bertujuan agar para remaja mengetahui sejarah dan tujuan diadakannya Valentines Day yang bukan dari Islam melainkan dari budaya Romawi dan Nasrani, dan tidak ada hubungannya dengan kasih sayang-cinta. Bahkan sudah tidak ada pihak gereja yang merayakannya, pertanyaan besar bagi para remaja adalah mengapa para remaja muslim malah merayakannya? Lebih parahnya lagi, perayaan V-day yang dilakukan oleh remaja muslim dibarengi dengan berzina dan maksiat-maksiat yang lain. Dan inilah fakta ketika Islam tidak digunakan sebagai aturan dalam segala aspek kehidupan.
Fokus materi selanjutnya yaitu berupa solusi untuk mengakhiri masalah-masalah remaja Indonesia bahkan dunia. Solusinya yaitu dengan membuang jauh-jauh budaya barat seperti permisifisme, hedonisme, yang berasal dari Sekulerime-kapitalisme, lalu kemudian diganti dengan Islam melalui penanaman aqidah dan pemahaman perlunya mengkaji Islam Kaffah dengan niat yang sungguh-sungguh. Dengan ini semua, diharapkan mampu membuat remaja menjadi smart berprestasi dan smart mengkaji, bahkan menjadi remaja yang smart with Islam. Alhamdulillah para peserta yang hadir telah memiliki spirit baru, merekapun sepakat untuk berubah menjadi yang lebih baik dengan Islam. Dan sepulang dari acara ini para remaja tetap mempunyai semangat untuk mengikuti kajian intensif tiap minggunya sebagai follow up dari acara ini.[]