Rezim Sakit Saudi yang Putus Asa Menangkapi Perempuan dan Anak-anak demi Singgasananya
Media Office
Issue No : 1434 AH /20
Saturday, 06 Rabi-ul Thani 1434 AH | 16-02-2013 CE
Press Release
Rezim Sakit Saudi yang Putus Asa
Menangkapi Perempuan dan Anak-anak demi Singgasananya
Minggu 10 Februari 2013, CNN dan kantor berita lainnya melaporkan bahwa otoritas Arab Saudi menangkap puluhan perempuan dan lima orang anak-anak setelah unjuk rasa yang terjadi di Riyadh dan Buraida. Para perempuan tersebut menuntut pembebasan keluarga mereka yang menjadi tahanan politik selama bertahun-tahun tanpa didampingi pengacara atau pun menjalani persidangan; tuduhan atas mereka adalah karena mengkritik atau menentang rezim Saudi. Penangkapan terhadap perempuan dan anak-anak adalah tindakan yang memalukan untuk membungkam setiap suara yang menentang peraturan yang otoriter dan untuk menjaga kekuasaan otoriter rezim Arab Saudi. Menurut Amnesti International, sebanyak 28 perempuan dan anak-anak ditangkap pada bulan Januari lalu selama demonstrasi menentang negara berlangsung di Buraida.
Rezim otoriter di mana perangkat aturan mereka sama artinya dengan penindasan sekali lagi telah menunjukkan pada dunia bahwa tidak ada garis batas bagi rezim Arab Saudi untuk melakukan apa pun demi mempertahankan kekuasaan mereka, bahkan jika itu pun artinya menangkap perempuan dan anak-anak. Beraninya mereka menangkap anak-anak perempuan Umat yang terhormat dan tidak bersalah yang kemuliaannya telah dijelaskan oleh Nabi (saw), yakni lebih berharga dari segala perhiasan dunia! Beraninya mereka mengeluarkan izin kepada tentara mereka untuk menangkapi perempuan – perempuan Muslim! Keluarga Al-Saud yang tak tahu malu ini bertingkah seolah penjaga dan pelaksana Syariah. Padahal mereka sesungguhnya telah berulang kali terungkap melontarkan penghinaan kepada Islam termasuk tidak melindungi perempuan dari penindasan, melucuti hak-hak perempuan atas politik Islam, ekonomi, dan sosial. Peristiwa yang terakhir ini sekali lagi menunjukkan pengabaian total akan tingginya status perempuan yang diberikan oleh Islam dan bagaimana laki-laki wajib memuliakan perempuan karena Islam mewajibkannya . Lucunya, negara ini menunjuk perempuan-perempuan yang telah dipilihnya untuk masuk ke dalam Dewan Syura pada Januari lalu. Berharap akan harapan kosong untuk memperlihatkan wajah rezim reformasi. Sementara pada saat yang bersamaan mereka terus menerus menahan para perempuan yang berusaha memenuhi hak-hak politik mereka! Oleh karena itu, wajah rezim yang mengerikan ini tidak dapat menyembunyikan keburukannya hanya dengan perubahan riasan semacam ini.
Tindakan tercela terhadap Muslimah seperti ini membangkitkan keinginan umat Islam di Arab Saudi dan di seluruh dunia untuk segera mengakhiri rezim represif beserta kekuasaannya dan menantikan kepemimpinan Islam sejati dengan Negara Khilafah yang melindungi Islam dan kaum muslimin. Khilafah adalah kewajiban dalam hukum Islam untuk memastikan perempuan menikmati kehidupan yang mulia dan memenuhi segala hak-haknya. Inilah sistem yang prioritasnya tidak terletak pada penjagaan kursi kekuasaan penguasa, raja-raja, atau partai politik, melainkan pada penjagaan pelaksanaan Islam yang benar termasuk menegakkan keadilan dan memenuhi kebutuhan setiap individu warga negara. Inilah rezim yang mewajibkan Umat untuk melakukan koreksi atas setiap penindasan, korupsi, atau kelalaian tugas para penguasa dan untuk itu difasilitasi dengan banyak cara bukan diperangi. Inilah sistem di mana akuntabilitas, transparansi, dan aturan hukum adalah prinsip-prinsip pemerintahan yang telah ditetapkan oleh Islam yang memberikan kewenangan dan bobot aspirasi politik perempuan dan laki-laki yang sebenarnya dan sama, tidak dibeda-bedakan.
((وَمَن لَّمۡ يَحۡڪُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلظَّـٰلِمُونَ))
“…Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang dhalim.” [TQS Al-Maidah: 45]
Dr. Nazreen Nawaz
Anggota Kantor Media Pusat
Hizbut Tahrir