HTI Press, Banda Aceh. Peredaran narkoba dan maraknya praktek seks bebas akhir-akhir ini di Aceh menjadi fenomena yang tidak bisa dibiarkan dan dianggap biasa. Dalam sebuah acara kajian strategis masyarakat Aceh (Kasat Mata) yang dilaksanakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD I Aceh (3/3) di aula Mahkamah Syar’iyah Aceh terungkap fakta yang sangat memilukan.
Fakta-fakta terkait seks bebas di kalangan remaja dibeberkan oleh Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) daerah Aceh Anwar Yusuf Ajad.
Dengan gaya penyampaian yang lantang, Anwar mengungkapkan bahwa anak Aceh saat ini sudah hancur oleh praktek-praktek seks bebas bahkan bisnis prostitusi yang melibatkan siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan SMP. “Apa yang terungkap di media seperti yang terjadi di Bireun itu belum seberapa,” tegasnya geram.
Sedangkan fakta peredaran narkoba dibeberkan oleh pihak Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Aceh Bapak Ir. Basri Ali. Melalui data yang disampaikan Basri Ali bahwa Aceh masuk 10 besar peredaran narkoba di Indonesia.
“Aceh berada pada peringkat 8 peredaran narkoba di Indonesia, sedangkan untuk peredaran Ganja, Aceh pada urutan wahid,” ungkapnya di depan ratusan peserta yang hadir memenuhi ruangan.
Data dan fakta miris yang terungkap pada Kasat Mata edisi Maret ini ditanggapi oleh ketua HTI DPD I Aceh Tgk. Ferdiansyah Sofyan selaku pembicara ketiga. Menurutnya, akar masalah maraknya narkoba dan seks bebas tidak lain adalah akibat dari diterapkannya sistem Demokrasi. Sistem ini mengkondusifkan bahkan menyuburkan paraktek narkoba dan seks bebas.
“Tidak ada lagi pilihan solusi lain yang mampu membabat narkoba dan seks bebas selain menerapkan Syariah dalam sebuah institusi Khilafah,” ungkapnya tegas.
“Dan tentunya bukan hanya masalah narkoba dan seks bebas. Namun, sesungguhnya demokrasi telah menyebabkan kerusakan pada tiap sendi kehidupan kita,” lanjutnya.
Pada sesi diskusi dan tanya jawab, para peserta antusias memberikan komentar dan pertanyaan. Sebagian besar peserta mengungkapkan keprihatinan dan kekhawatiran jika hal ini terus dibiarkan mewabah.
“Dengan kondisi kehidupan saat ini tidak ada bisa menjamin bahwa anak kita bisa aman terhindar dari wabah seks bebas dan narkoba”, ungkap salah seorang peserta.
Di akhir sesi, acara Kasat Mata ditutup oleh sebuah renungan penggugah oleh Rahmat Ibnu Umar. Dengan gaya retorik, Rahmat mengaduk-aduk perasaan peserta dengan fakta-fakta rusaknya kehidupan saat ini yang dikaitkan dengan ketiadaan Khilafah. Hal tersebut semakin memuncak ketika tayangan perjuangan mujahidin Suriah yang meneriakkan kalimat “Al Ummat turid Khilafah Islamiyya”. []Doumy