HTI Press. “Jika ingin ada perubahan harus ada realitas rusak yang bertentangan dengan syariat dan harus ada realitas pengganti yang ideal yang sesuai dengan syariat,” ungkap seorang Pembicara yang juga sebagai aktivis Hizbut Tahrir Indonesia chapter kampus, Abietyasakti, Ahad (27/1) . Pada acara Bedah Media Umat yang digelar DPD II Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Banyumas di masjid Al Ikhlas, Jalan Kober Purwokerto.
Pembicara lain yang hadir pada acara bertema 2013 Khilafah Berdiri adalah Abdur Rouf, SIP. yang juga merupakan ketua Hizbut Tahrir Indonesia wilayah Banyumas.
Jika kita perhatikan lebih mendalam, kata Abietyasakti, Undang-undang yang dzalim ditambah dengan realitas demokrasi yang begitu mahal berakibat pada kesenjangan kesejahteraan yang terjadi di Indonesia. Inti Demoktrasi adalah menjadikan manusia sebagai tuhan dalam hal membuat hukum. Beliau mengutip sebuah ayat dari al-Quran yang artinya : Apakah hukum jahilyah yang mereka kehendaki, dan (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (Hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin.
Beliau menyimpulkan bahwa akar masalah dari kerusakan yang ada di Indonesia bahkan di dunia khususnya Islam adalahsistem yang rusak dan bertentangan dengan sistem Alloh yaitu sistem demokrasi.
Sedangkan Abdur Rouf menambahkan bahwa Demokrasi adalah sistem yang sudah rusak sejak lahir, “Demokrasi adalah pilihan yang buruk dari yang terburuk”, ungkap beliau yang mengutip perkataan Aristotelles yang merupakan penggagas demokrasi itu sendiri.
Ketua DPD II Hizbut Tahrir Banyumas ini menyajikan mareti dengan tema “Mereka berbicara Khilafah”. Dalam pemaparannya beliau menunjukan beberapa dokumen yang menunjukan bahwa barat sudah sejak jauh-jauh hari menyadari bahwa kebangkitan Khilafah akan terjadi sekitar abad 21. Beliaupun menyayangkan bahwa ada kaum muslim yang justru tidak meyakini akan kebangkitan khilafah padahal mereka yang benci terhadap Islam pun meyakininya. Secara i’tiqody Allaoh telah menjamin bahwa Khilafah akan berdiri dan kelak akan memberikan kejayaan pada umat Islam. Ungkap beliau menjelang berakhirnya acara. Ustadz kelahiran Purwokerto ini menghimbau pada peserta untuk menyiapkan diri seandainya kekhilafahan ini berdiri. []