Jakarta- Sekjen Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Bachtiar Nasir mengatakan apa yang disebut demokrasi dan liberalisme merupakan sebuah penjajahan.
Ia mengutip ucapan seorang pengamat asal Singapura yang bertutur bahwa Indonesia telah terperangkap dengan demokrasi.
“Anda orang Indonesia sudah terperangkap oleh demokrasi yang membuat anda tidak bisa lagi bebas berfikir,”kutip Direktur Ar-Rahman Foundation ini, saat talkshow Islamic Book Fair (IBF), Ahad (10/3) Istora Senayan, Jaka.rta.
Ia menuturkan partai Islam dan tokoh Islam dilihat dari prilakunya adalah pendusta agama. Sebab, apa yang terlihat dengan kehidupan kesantrian dengan apa yang mereka jalankan berbanding terbalik.“Pragmatisme, hedonisme hingga kapitalisme membuat mereka terperosok sangat jauh,” imbuhnya.
Ia berpesan pada para pemuda, agar thingking out the box dan tetap berfikir dari sudut pandang al-Quran. “Kita bangun generasi qurani dan tetap kokoh pada al-Quran, ini yang benar kok,” tegasnya.
Ia pun berpendapat untuk tidak berharap pada demokrasi yang hanya menjadi penjajah di Indonesia. Tegas Bachtiar bahwa menjadi pemimpin tidak harus melalui pemilu.”Indonesia merdeka tidak dengan pemilu, lengsernya Soekarno ke Soeharto tidak pakai pemilu, begitu pun Soeharto ke Habibie nggak pakai pemilu,” pungkasnya.[] (Mediaumat.com 10/3/2013)
demokrasi lekat dengan dua nilai dari teologi: pertama trinitas yang berunsur, tuhan allah_tuhan bapa dan roh kudus; yang kedua yang berunsur trias politika yang berunsur legislatif, eksekutif dan yudikatif. wallahu’alam. “..wa man lam yahkum bimaa azalallohu faulaaika humul…”
afwan ralat: ..anzalallohu…
Demokrasi adalah alat penghancur. apa lagi yg harus di perbincangkan. gk ada bapak2 Percumah. yang mengaku dirinya ISLAM harusnya ngomongin syariat bukanlagi Demokrasi sebagai solusi (naudzubillah).
tegakkan syariat islam tegakkan agama allah di bawah payung Khilafah. ^_^