Jakarta-Walau secara sosiologis umat Islam semakin meningkat kesholehannya. Namun, tidak sejalan dengan sikap politik umat Islam yang tidak tertarik pada partai politik Islam. Inilah yang mengakibatkan elektabilitas Partai Islam menurun.
Hal itu menurut, pengamat politik Burhanuddin Muhtadi karena semua partai politik mengaburkan jenis kelamin ideologinya. Ini mengakibatkan umat Islam tidak bisa membedakan antara Partai Islam dan Partai Nasionalis.
“Ini akibat karena partai nasionalis ingin juga disebut partai Islamis dan Partai Islam ingin disebut Partai Nasionalis,” ujar Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI), Ahad (10/3) di Istora Senayan Jakarta, saat talkshow Islamic Book Fair (IBF).
Partai yang mengaburkan jenis kelamin ideologinya percaya karena dengan berada ditengah-tengah akan bisa meraih suara dengan besar. “Akhirnya umat Islam pun tidak bisa membedakan mana Partai Islam maupun Partai Nasionalis,” pungkasnya.
Disaat masyarakat Islam mencari seorang figur, sayangnya partai Islam tidak memiliki figur seperti yang dimiliki oleh partai nasionalis.[] (Mediaumat.com 10/3/2013)
Benar juga statemen itu. Ini semakin meyakinkan bahwa partai Islam yg betul2 bermanhaj Rasul Saw akan mencapai kemenanganya. Sebab, perjuangan Nabi Muhammad Saw sangat tegas, asas Islam, pemikiranya Islam, metodenya Islam, uslub atau tool-nya juga Islam, semuanya based on Wahyu dari Allah Swt. Tidak satu item-pun dijumpai Rasul Saw membangun politiknya dgn mencampur pemikiran politik kufur. Berbolitik yang pure Islam akan menenangkan dan memuaskan—antara lain terjaga dari politik kemaksiatan, kemuna…..fikan, dan kefasikan lainya.