HTI Press. Jakarta- Pengamat Politik Internasional, Farid Wadjdi menjelaskan strategi barat menghalangi penegakkan khilafah dengan beberapa strategi diantaranya dengan pendekatan lembut (soft approach), pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan hukum (law/legal approach).
Ia menyebutkan, strategi pendekatan lembut itu dengan cara menyebarkan ajaran kapitalisme, demokrasi, HAM, pluralisme dan nasionalisme di negeri-negeri Islam. Kenapa demikian?.
“Karena ketika umat Islam diatur sistem kufur tersebut maka kaum muslimin akan jauh dengan Syariah Islam, maka khilafah tidak akan muncul ditengah-tengah umat Islam” jelas DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ini saat acara Dirosah Syar’iyyah ke- 23, Sabtu (16/3) kantor DPP HTI, Crown Palace, Jakarta.
Lalu Farid menambahkan Barat menyebarkan Kapitalisme dengan baju Islam. Mereka tahu jika kapitalisme dan demokrasi ditawarkan mentah-mentah tanpa dikaitkan dengan Islam, maka akan sulit diterima di tengah kaum muslimin.
“Umat Islam masih memiliki perasaan dan kecintaan islami, makanya mereka mencari pendalilan agar diterima oleh umat Islam,” tuturnya.
Barat kemudian memunculkan istilah-istilah yang terkesan Islam tapi sebenarnya poin terpenting dari itu semua adalah sistem kufur.”Makanya muncullah istilah Islam moderat atau negara madani , yang intinya tetap saja liberalisme,” jelasnya.
Barat pun, lanjutFarid, mengkriminalisasi ajaran Islam dengan mengatakan ajaran Islam berbahaya dan bertentangan dengan HAM dan demokrasi. Mereka tidak akan menghentikan kampanye; Islam ajaran yang berbahaya.
“Sebab, saat umat Islam menjalankan Islam secara kaffah dan meninggalkan ide kufur maka mereka tidak akan bisa lagi menjajah umat Islam lagi,” tegasnya.
Barat berusaha mengaitkan kelompok-kelompok yang ingin menegakkan khilafah dengan tindakan terorisme sebagaimana stigma negatif yang mencul terhadap perjuangan khilafah di Suriah yang dikaitkan dengan kelompok al-Qaidah.
“Siapa pun yang mendukung khilafah mereka mengatakan pro terorisme. Ini logika yang akan selalu mereka gunakan,” ujarnya.
Lalu strategi barat membendung khilafah, menurut Farid dengan pendekatan kekerasan (hard approach) dengan mengadu domba dan memecah belah umat Islam. Mereka membenturan antara apa yang mereka sebut Islam fundamentalis dan Islam moderat. Mereka buat istilah Islam tradisionalis vs Islam modornis, Islam Eksklusif kontra Islam Inklusif.
“Kata-kata itu mereka buat untuk memecah belah umat Islam, maka kita harus menolak pembagian-pembagian umat Islam berdasarkan kata-kata versi penjajah tersebut,” paparnya.
Dengan terang, Farid menjelaskan bahwa Barat dengan mengatasnamakan perang melawan terorisme atau Global War on Terorrism (GWOT) akan membendung perjuangan penegakkan khilafah. “Pemaksaan ideologi kufur dengan ancaman pilihan antara demokrasi dan perang, seperti yang dikatakan Bush,” ungkapnya.
Barat pun dengan strategi politiknya menciptakan pemerintah boneka di negeri kaum muslimin dengan perang dan konflik. “Mereka pun menggunakan pendekatan hukum (law Approach) dengan menciptakan undang-undang menghambat perjuangan penegakkan khilafah ini, seperti uu anti-semit, uu keamanan nasional, uu anti diskriminasi dan yang sejenis dengan itu,” pungkasnya.[] (mediaumat.com 16/3/2013)