Urusan Bawangpun Butuh Khilafah
HTI Press. “Urusan Bawangpun Butuh Khilafah” kata Ustadzah Ir.Ratu Erma, Ketua DPP Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia dalam Dauroh Tokoh sekabupaten Purwakarta. Bertemakan Khilafah Memuliakan Perempuan. Di rumah makan Ampera Purwakarta, Sabtu, 16 Maret 2013. Dihadiri oleh tokoh Muballighoh, Tokoh Intelektual dan Tokoh Birokrat.
Diawali dengan pembacaan ayat suci, dilanjutkan dengan perkenalan Muslimah Hizbut Tahrir DPD 2 Purwakarta sebagai tuan rumah, Ustdzah Angga Dewi selaku Ketua DPD 2 menyampaikan tentang QS Ali Imron ayat 104, bahwa ada dua tugas kaum muslimin pertama, mengajak pada Alkhoir yaitu Islam dan menyeru pada kebaikan serta mencegah kemaksiatan dalam bingkai Khilafah.
Ustdzah Ratu Erma menyampaikan perbedaan antara Sistem Demokrasi dengan Sistem Khilafah. Dalam system demokrasi, yang mulia adalah yang produktif menghasilkan materi. Seorang ibu dikatakan mulia jika menghasilkan materi. Bahkan menjadi kurang percaya diri ketika menjadi ibu rumah tangga dan tidak bekerja. Di sisi lain, kenyataannya sekarang ibu bekerja untuk mencari nafkah bahkan sampai ke luar negeri untuk mencukupi kebutuhan hidupnya karena kemiskinan. Terjadilah ayah kandung menghamili putrinya, remaja mencabuli anak TK tetangganya, generasi hancur karena tugas sebagai ibu pendidik generasi tidak berjalan. Akhirnya, banyak terjadi disharmonisasi keluarga bahkan perceraian yang semakin tinggi. Indonesia menempati urutan pertama se-Asia untuk perceraian. Itulah potret demokrasi.
Sementara Islam, menempatkan wanita pada posisi yang mulia sebagai Ibu dan manager rumah tangga. Pria mendapatkan tanggung jawab menafkahi keluarganya. Negara menjamin tersedianya lapangan pekerjaan sehingga tidak ada seorang pria yang menganggur. Bekerja mubah atau boleh bagi wanita namun tidak boleh meninggalkan kewajiban utamanya. Wanita tidak ada larangan mengamalkan ilmunya di berbagai bidang selama tidak meninggalkan kewajibannya sebagai Ibu dan pengatur rumah tangga serta dakwah. Dan tetap menjaga pergaulannya terhadap lawan jenis. Tidak tabarruj dan tetap berjilbab dan berkerudung. Tugas Ibu mendidik generasi didukung oleh Negara yang menjamin pendidikan bagi warganya secara gratis. Mencetak generasi pembangun peradaban gemilang. Pada dasarnya, Negara Khilafah menjamin kebutuhan pokok setiap orang yang menjadi warga negaranya. Pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan. Urusan bawang putih yang meroket harganya, karena termasuk pangan sebagai kebutuhan pokok, menjadi urusan Negara agar rakyatnya mampu membelinya. Karena Negara bertugas untuk melayani urusan rakyatnya.
Peserta cukup antusias untuk bertanya. Dan terakhir disampaikan cara untuk mewujudkan Khilafah adalah dengan dakwah memahamkan kepada umat tentang Islam kaffah yang hanya bisa diterapkan dalam bingkai khilafah kepada seluruh elemen masyarakat. Acara ditutup dengan doa dan ramah tamah silah ukhuwah dan persiapan menuju Muktamar Khilafah 2 Juni 2013.[]