Perempuan, Khilafah, dan Hizbut Tahrir Dibahas dalam Diskusi Bulanan IMMIM
HTI Press, Makassar. Ust. Kemal Idris, ketua DPD I Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Sulsel diundang sebagai salah satu pembicara dalam Diskusi Bulanan IMMIM (Ikatan Masjid Mushallah Indonesia Muttahidah) pada hari sabtu (23/3/2013) . Walaupun tema yang diangkat tentang “Kepemimpinan Perempuan dalam masyarakat Islam” tapi forum akhirnya lebih menghangat dengan pembicaraan ide khilafah dan Hizbut Tahrir yang kemudian banyak ditanggapi oleh ulama,tokoh masyararakat, dan tokoh perempuan yang hadir.
Dalam pemaparannya beliau menyatakan “ Ketika Rasulullah Saw membangun sistem ini (Islam) pada tahun 672 M berlangsung dalam waktu yang lama dan berakhir 1924 M, 13 Abad lamanya (Khilafah) justru perempuan memiliki peranan yang penting”. Lebih lanjut beliau menyampaikan telah banyak tokoh-tokoh perempuan di masa Islam menunjukkan peran yang besar, sehingga kalau ada kesan menyalahkan Islam dengan kondisi perempuan saat ini adalah tidak tepat, malah yang terjadi kondisi ini merupakan produk kapitalisme, kapitalisme telah mengeksploitir perempuan yang kemudian memicu perjuangan tentang hak-hak perempuan, hanya saja perjuangan ini kemudian salah arah.
Terkait mengenai posisi perempuan beliau melanjutkan bahwa Allah tidak membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan, keduanya memiliki posisi yang sama di dalam hukum syara’, kecuali dalam persoalan khusus yang dilandasi oleh dalil-dalil syar’I, misalnya dalam persoalan kekuasaan pemerintahan yang dikhususkan untuk laki-laki, tapi dalam persoalan lain antara perempuan dan laki-laki sama.
Sebelumnya pembicara yang lain Dr. Amrah Kasih, Lc, Ma, Direktur Pesantren IMMIM Puteri Pangkep yang juga Dosen Pasca Sarjana UIN Alauddin menyampaikan masyarakat Islam adalah masyarakat yang mewujudkan Syariat Islam dalam segala aspeknya dalam hal ini termasuk aqidah, Ibadah, sistem-sistem, akhlak.
Kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Islamic Centre IMMIM Makassar ini adalah agenda rutin DPP IMMIM dimana kali ini yang ketiga untuk Tahun XIII. Hadir dan memberikan tanggapan dari beberapa ulama dan tokoh masyarakat diantaranya Dr. KH. Mustamin Arsyad, MA (MUI Makassar), Drs. Ridwan Pattabone (Muballigh) , Drs.AGH.Muhammad Ahmad (DPP IMMIM) , Dr, Ir. H. Fuad Rumi, MSc (Akademisi) , Mursyid Najamuddin (DPD I HTI Sulsel). [] Taufiq