HTI Press, Semarang. Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Se Semarang Raya dan Pantura Jateng menolak dengan keras Rancangan Undang Undang tentang Organisasi Massa (RUU Ormas). RUU Ormas ini tidak hanya memperlihatkan keinginan para penguasa untuk kembali berkuasa secara represif sebagaimana orde baru, tapi juga sebagai cermin bahwa anggota DPR sejatinya khawatir kebobrokannya akan diungkap oleh ormas-ormas yang kritis. Demikian terungkap dalam aksi damai HTI Jawa Tengah di kawasan depan gedung DPRD Jawa Tengah Jl Pahlawan Semarang , Rabu (27/03).
Aksi yang di selenggarakan di bawah terik matahari di Kota Semarang, diikuti oleh tiga ratusan peserta, laki laki perempuan bahkan anak anak . Peserta tidak henti-hentinya meneriakkan yel yel penolakan RUU Ormas serta kerinduannya dengan sistem Islam berupa khilafah.
KH M. Ainul Yaqin dalam orasinya menyampaikan perihal kepatuhan manusia kepada aturan Allah adalah suatu keharusan. Semua manusia akan mati dan dimintai pertanggungjawaban, oleh karenanya segala tindakan tidak akan terlepas dari hisab Allah SWT. Oleh karenanya tidak boleh manusia membuat aturan sendiri dengan hawa nafsu dan kepentingannya.
Sementara Abu Nafis sebagai orator berikutnya menyoroti perihal anggota DPR yang semestinya menyambung aspirasi masyarakat, tidak malah membuat peraturan peraturan pesanan asing maupun untuk kepentingan kelompoknya saja. Sedangkan Haidar sebagai orator berikutnya menyampaikan bahwa negara akan menjadi semena-mena dengan RUU Ormas ini jika disahkan.
Perwakilan peserta akhirnya diterima oleh staf DPRD Jateng, karena tidak ada seorang anggota DPRD pun yang ada di gedung dewan saat itu. Ke mana mereka ? ketika rakyat menyampaikan aspirasi mereka tidak ada? Tidak tahukan bahwa fasilitas mereka adalah dari uang milik masyarakat ? []I’lamy Semarang
Berarti pemerintah sudah mulai gerah dengan sikap kritis masyarakat… jangan-jangan RUU ORMAS ini juga pesanan pihak asing lagi……
pemerintah Kejar setoran kali…..