HTI Press. Penolakan masyarakat terhadap RUU Ormas terus bergulir. Kali ini dilakukan oleh lebih kurang lima ratusan massa dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Cirebon Raya. Aksi yang dilakukan pada Rabu siang (28/3) , dimulai dengan aksi berjalan kaki dari Masjid At Taqwa ke gedung DPRD Kota Cirebon. Di depan gedung DPRD massa menyampaikan aksi penolakan terhadap RUU Ormas yang saat ini lagi dibahas di DPR. Aksi tersebut juga dihadiri oleh perwakilan ormas Islam seperti FPI.
Ustadz Harlah Rais, Perwakilan dari Ormas FPI (Front Pembela Islam) kabupaten Cirebon menyatakan penolakannya terdapan rencana pemberlakuan UU ormas yang mewajibkan Ormas Islam menggunakan asas pancasila. “Kami tidak ridha. Kalau tetap disahkan maka kami akan berjuang sampai titik darah penghabisan,” ujarnya.
Menurutnya asas tunggal pancasila merupakan warisan Rezim Orde Baru, rezim yang otoriter dan korup. Pemberlakuan asas tunggal Pancasila dulu telah menyebabkan musibah bagi umat Islam di antaranya terjadinya kasus Tanjung Priuk dan kasus Lampung, yang telah maemakan korban Umat Islam. Kalau tetap disahkan maka negeri ini akan kembali mendapat adzab Allah. “Karena itu umat Islam harus bersatu untuk menolak RUU Ormas tersebut,” tegasnya.
Sementara itu Ustad Nurhilal dari HTI menyatakan bahwa Pancasila sering dijadikan kedok untuk melanggengkan kekuasaan. Pada masa Orde Lama digunakan untuk melanggengkan Sosialisme, dan pada masa Orba digunakan untuk melanggengkan rezim kapitalisme. Jadi katanya aneh kemudian kalau sekarang mau diangkat lagi.
“Sekarang saya tanya sebenarnya siapa yang melanggar pancasila? Sebenarnya boleh nggak kita punya sumber daya alam kemudian dijual ke asing? Boleh nggak membiarkan separatisme?Boleh nggak Membiarkan OPM terus beraksi? Makanya jangan sok Pancasialis lah? Itu hanya untuk melanggengkan kekuasaan,” tandasnya di depan peserta aksi.
Dalam pernyataan sikapnya HTI menegaskan penolakannya terhadap RUU Ormas, karena RUU itu merupakan pintu yang sangat nyata bagi masuknya rezim ala Orde Baru. “ RUU ini juga berpotensi sangat besar membungkam suara kritis masyarakat terhadap pemerintah dengan berbagai dalih,” ujar Jubir HTI, Ismail Yusanto dalam pernyataan sikapnya yang dibacakan oleh Pengurus HTI daerah Cirebon, ustad Rahman Hakim.
Aksi unjuk rasa HTI yang dikawal aparat kepolisian tersebut berjalan tertib dan selesai menjelang sholat Ashar.[]AZ