PULUHAN aktivis Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam mendatangi DPRK Langsa, Kamis, 28 Maret 2013. Kedatangan mereka untuk menolak Rancangan Undang-Undang tentang Ormas yang sedang digodok oleh DPR RI.
Massa Ormas Islam itu berasal dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Pelajar Islam Indonesia dan Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan Kota Langsa. Mulanya, mereka berkumpul di Masjid Rahmah Gampong Paya Bujuk, Kecamatan Langsa Baro. Massa yang dikawal aparat Polres Langsa sekitar pukul 10.10 WIB, jalan kaki menuju DPRK. Mereka membawa spanduk yang di antaranya bertuliskan, “RUU Ormas ancam umat Islam”, “Menolak RUU Ormas dan Asas Tunggal”.
Di DPRK Langsa, massa tersebut diterima sejumlah anggota dewan, di antaranya Yeni Handayani, Salahudin, Burhansyah dan Muhammad Nur. Di muka dewan, koordinator aksi Arifin membacakan pernyataan sikap. Yaitu, menolak RUU Ormas karena dinilai menjadi pintu yang sangat nyata bagi kembalinya rezim represif ala Orde Baru. “RUU ini berpotensi besar membungkam suara kritis masyarakat terhadap pemerintah dengan berbagai dalih,” katanya.
Menurut Arifin, sebenarnya yang diperlukan sekarang menata ulang kerangka berpikir secara benar tentang bagaimana membina masyarakat dan membawa negeri ini ke arah tepat. Selain itu, mengenali apa atau siapa sesungguhnya yang menjadi ancaman terbesar buat negeri ini dan bagaimana cara menghadapinya.
Mereka menyerukan seluruh umat sungguh-sungguh berjuang bersama untuk tegaknya kembali syariah dan khilafah. Yakinlah, kata Arifin, hanya dalam naungan daulah khilafah saja kerahmatan Islam yang telah dijanjikan oleh Allah SWT itu benar-benar akan terwujud. “Sehingga arah perjalanan negara ini menjadi tepat, peran serta masyarakat melalui berbagai kegiatan dan organisasi demi kemajuan akan mendapatkan tempat yang terhormat,” katanya.
Salah seorang anggota DPRK Langsa Burhansyah berjanji akan menampung aspirasi tersebut dan menyampaikan penolakan RUU Ormas kepada Pemerintah Pusat. Anggota dewan kemudian menandatangani pakta integritas penolak RUU Ormas. Sekitar pukul 11.00 WIB, massa membubarkan diri dengan tertib. (atjehpost.com, 28/3)