Merintis Jalan: Menggapai Keluarga SaMaRa yang Diridhoi Allah SWT

HTI Press. Mempersiapkan diri  menghadapi pernikahan merupakan hal yang harus dilakukan karena tugas menjadi istri dan ibu adalah tugas mulia yang amat berat. Ibu adalah peletak dasar generasi penerus bangsa dan penerus peradaban, di tangan Ibu pemimpin masa depan umat lahir. Sehingga menjadi Ibu bukan sekedar menjalani tugas kodrati untuk mengandung dan melahirkan, karena tugas mendidik dan membesarkan anak sehingga siap menanggung tugas Illahi merupakan tanggung jawab seorang Ibu. Tugas berat ini hampir terlupakan oleh masyarakat umum sehingga Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD II Tangerang Selatan menyelenggarakan Seminar Pra Nikah dengan tema Merintis jalan: Menggapai keluarga SaMaRa yang diridhoi Allah SWT.

Acara diselenggarakan di Mesjid Al-Bayan Institut Teknologi Indonesia, Setu-Tangerang Selatan pada hari Sabtu, 23 Maret 2013. Dihadiri sekitar 50 peserta muslimah berasal dari mahasiswi berbagai perguruan tinggi ITI, UIN dan Unpam dan karyawati yang bermukim di Tangerang Selatan. Acara ini juga dihadiri oleh Ibu Jamilah Kasi Kes. Sos Kecamatan Setu dan Ibu Hj. Tati Astariati ketua BKMT.

Ir. Afifatul Millah sebagai Pembicara I dari MHTI menjelaskan bahwa manusia mempunyai dua tugas yang diberikan Allah SWT yaitu: Melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah baik dalam beribadah maupun dalam kegiatan sehari-hari; Serta menjadi kholifah fil Ard yaitu membangun dunia ini dengan karya-karya yang bermanfaat untuk umat manusia. Untuk menjalankan tugas tersebut Allah SWT melengkapi manusia dengan akal untuk memahami Al-Qur’an hadits sebagai pedoman hidup, kebutuhan jasmani seperti makan, minum, tidur dan naluri/gharizah tadayyun untuk mengagungkan sesuatu di luar dirinya, gharizah baqo’ untuk mempertahankan diri dan gharizah nau’ untuk melestarikan keturunan. Menikah adalah manifestasi dari ghorizah na’u yang berfungsi untuk melestarikan keturunan manusia dan mewujudkan ketentraman hidup bagi suami istri sehingga bisa optimal dalam menjalankan dua tugas manusia hidup di dunia ini.

Pembicara II, Novie Rachmawati, S.Psi, M.Si selaku ketua Komunitas Perempuan Peduli Keluarga (KPPK)  Tangerang Selatan, menjelaskan bahwa menjadi ibu bukan menjadi induk, tapi sebagai pencetak generasi, karena ibu merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya. Ibu adalah guru dari para pemimpin negeri, ulama besar, dan profesional handal dan lainnya, sehingga setiap calon ibu harus menyadari tugas penting tersebut. Mempunyai ilmu yang cukup untuk menjadi istri dan ibu yang dapat mencetak generasi robbani merupakan hal yang harus siapkan.

Karena kurikulum pendidikan formal tidak ada pelajaran tentang peran dan tugas mulia seorang ibu maka harus mencari sendiri dari buku, seminar, pengajian dan sebagainya. Sebagai wujud kepedulian terhadap pendidikan calon ibu pendidik generasi MHTI siap menyelenggarakan seminar, talkshow, kajian rutin yang diperlukan oleh masyarakat. MHTI juga mengajak pemerintah agar menyelenggarakan pendidikan yang memberi bekal pengetahuan yang cukup kepada peserta didik sehingga nantinya siap menjalankan peran sebagai istri yang sholehah dan ibu yang tangguh.[]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*