Muballighoh se Jakarta Raya : “Nahnu Anshaarullaah !!!”

HTI Press, Jakarta. Subhanallah! Allahu Akbar! Rasanya dua kata ini yang patut kita ucapkan mendengar pernyataan dan komitmen dari para Muballighoh dalam acara Workshop Muballighaat, Sabtu, 30 Maret 2013, di Aula Jayakarta Kantor Kementrian Agama DKI Jakarta. Dengan penuh keyakinan dan kebanggaan mereka menyatakan : “Kami-lah penolong-penolong (agama) Allah!”. Subhanallah. Kalimat sederhana yang menunjukkan komitmen luar biasa, sebagaimana yang diserukan pengikut-pengikut Nabi Isa As, yang diabadikan Allah dalam surat Ash-Shaaf : 14.

Dalam ruangan yang berkapasitas 100 orang tersebut, para juru dakwah ini antusias mengikuti materi yang disampaikan Ustadzah Iffah Ainur Rochmah, jubir MHTI. Dengan tajuk Demokrasi : Sistem Kufur, Khilafah : Wa’dullah, Muballighoh digambarkan tentang Demokrasi secara hakikatnya. Hingga mereka tersadar bahwa Demokrasi adalah kufur, sampah, dan harus dicampakkan!

“Demokrasi tidak hanya sekedar memilih pemimpin.. Tetapi hakikat demokrasi adalah menentukan hukum berdasarkan kesepakatan manusia. Manusia bebas membuat hukum, sementara hukum Allah hanya menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan”. Pernyataan Ustadzah Iffah tersebut dan ditambah cerita pengalaman beliau ketika berkunjung dan berdiskusi dengan anggota DPR, sontak membuat geram Muballighoh. Orang-orang yang dimuliakan Allah ini semakin benci dan mengutuk Demokrasi.

Penyelenggara acara, DPD I DKI Jakarta Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, memang patut bersyukur. Karena acara yang mereka buat, mampu membuka mata, hati dan pikiran para Muballighoh bahwa Demokrasi haram untuk diambil, diterapkan apalagi didakwahkan. Dan satu-satunya pengganti yang harus diperjuangkan adalah Sistem Islam yang akan diterapkan dalam naungan Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah.

Suasana semakin panas ketika memasuki sesi tanya jawab. Para Muballighoh tidak bisa menyembunyikan semangatnya hingga mereka harus berebut agar bisa berbicara di depan audiens untuk menyampaikan komentar dan pertanyaannya. Pembatasan waktu yang diberikan pemandu acara, Ustadzah Ir. Hj. Rubiyanti, sempat tidak disetujui karena begitu banyak yang ingin mereka sampaikan. Hingga panitia harus meminta izin kepada peserta workshop untuk menambah waktu dalam sesi tanya jawab ini.

Alhamdulillah. Luar biasa. Kerja keras panitia terbayar dengan berhasilnya mereka dalam menggugah semangat peserta. Antusiasme Muballighoh yang diikuti dengan tekad kuat untuk menyampaikan kebobrokan demokrasi dan wajibnya menegakkan Khilafah kepada jamaahnya, membuat kerja dakwah ini akan semakin ringan. Semoga kesadaran umat akan semakin menyeluruh dan Allah segera mendatangkan pertolongan-Nya. Amiin. Allaahu Akbar![]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*