Kedatangan KH Ilyas Dimyati dan puluhan ulama lainnya dari Jawa Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan Jakarta ke Fraksi Partai Amanat Nasional dengan satu tujuan yakni menolak disahkannya RUU Ormas.
Lantaran RUU yang mewajibkan setiap Organisasi Kemasyarakatan berasas Pancasila dinilai oleh para ulama yang tergabung dalam Forum Silaturahim Ulama Ahlul Sunah Wal Jamaah (FSU Aswaja) tersebut telah mengaburkan makna siapa kawan mau pun siapa lawan.
Sehingga, seperti dinyatakan KH Shoffar Mawardi (Pimpinan Ma’had Darul Muwahhid Jakarta Barat yang memimpin delegasi FSU Aswaja ke Fraksi PAN) ulama dan organisasinya yang membangun bangsa ini, yang memurnikan amal shalihnya dengan tetap berasas Islam, bisa dianggap lawan. Sedangkan yang jelas-jelas menghancurkan bangsa ini, lantaran mengaku berasas Pancasila, dianggap kawan.
Maka ketika Ahmad Ruba’i, anggota Pansus RUU Ormas Fraksi PAN menyebut karena umat Islam tidak memilih Amien Rais jadi presiden sehingga umat Islam yang seharusnya dijadikan kawan malah dianggap lawan, KH Ilyas Dimyati naik pitam.
Menurutnya dengan menyetujui Pasal 2 yang mewajibkan setiap Ormas berasas Pancasila justru Fraksi PAN yang telah berkhianat kepada Amien Rais. “Tetapi ternyata dalam perjalanannya Bapak sendiri yang telah mengkhianati Amien Rais!” tegas Pimpinan Pondok Pesantren Al Jauhariyah, Balerante, Cirebon, Jawa Barat tersebut, Senin (8/4) di Aula Fraksi PAN, Gedung Nusantara I, DPR RI.
Karena, lanjut Ilyas, TAP MPR No 2 Tahun 1978 yang mewajibkan asas tunggal Pancasila telah dibatalkan oleh ketetapan MPR No 8 tahun 1998 yang saat itu ketuanya adalah Amien Rais.
“Kok sekarang muncul mau disahkan kembali. Ada apa ini? Kita lagi tenang, hidup tentram, Ormas Islam berkembang dengan adanya reformasi,” tanyanya lantaran dalam draf RUU Ormas per 1 April Fraksi PAN termasuk yang menyetujui Pasal 2 yang mewajibkan setiap Ormas berasaskan Pancasila dan UUD 1945.
“Saya hidup sejak zamannya Bung Karno Pak, lima presiden saya alami, dengan Pak Amien Rais saya berjuang, ke daerah berbicara masalah Freeport, sampai kemudian zaman reformasi, kok sekarang tiba-tiba Fraksi PAN kok mendukung RUU Ormas?” keluhnya.
Ilyas pun mengatakan: “Kalau Bapak, bawa-bawa nama Amien Rais justru Bapak-Bapak dari Fraksi PAN yang mengkhianati Pak Amien Rais, insya Allah pulang dari sini saya mau ke Radio Dalam untuk menemui Pak Amien Rais. Apa yang terjadi dengan Fraksi PAN ini? Misi apa yang dibawa Fraksi PAN sekarang ini? Apakah Fraksi thagut? Kakak saya pernah jadi anggota DPR Fraksi PAN, Pak Zainul Karim.”
Nada bicara Ilyas pun meninggi saat menceritakan dirinya hingga dipenjara lima tahun gara-gara menolak Pancasila sebagai asas setiap organisasi pada rezim yang akhirnya ditumbangkan Amien Rais.
“Kok sekarang mau dihidupkan lagi, tapi justru Fraksi PAN yang dulu saya gembar-gemborkan kok sekarang…” ungkapnya seperti menahan beban berat di dada sehingga kata-katanya terputus.
“Masya Allah… Allahu Akbar!” pekiknya kemudian disambut takbir puluhan ulama lainnya.
“Pengkhianaaat!” Ilyas berteriak menyambung kata yang terputus tadi.
Sekitar 35 ulama hadir dalam audiensi dengan Ahmad Ruba’i dan Muhammad Najib (yang juga anggota Pansus RUU Ormas Fraksi PAN) di antaranya adalah AGH Abdul Jalil (Pendiri dan Pimpinan Yayasan Mubarakah Ponpes Darul Aman Makassar Sulawesi Selatan); Buya H Husni Mustafa (Pimpinan dan Pendiri Ponpes Al Azhar, Mandailing Natal, Sumatera Utara). (mediaumat.com, 9/4)
Ya Allah jadikanlah saksi para ulama yang sholeh itu di hari kiamat sebagai pengawal pejuang menuju kemuliaan Islam dan kaum Muslimin. Ya Allah kepada siapapun yang menghalangi dan mempersulit hambaMu untuk bertauhid dan beribadah sesuai tuntunanMu maka hinakanlah mereka dan hancurkanlah mereka sehancur-hancurnya dunia dan akherat. Ya Allah sungguh kami tidak rela jika ummat ini harus bersujud kepada filsafat Pancasila dalam setiap nafas dan aktivitas hidupnya. Jika mereka memaksakan, Ya Allah adzablah mereka seakar-akarnya hingga tdk tersisa sedikitpun. Namun jika mereka bertaubat dengan mencabut RUU tsb dan menggantinya dengan hukum Islam maka terimalah taubat mereka dan masukkanlah pada kaum yang Engkau ridloi. Ya Allah saksikanlah kami telah menyampaikan!