Sosialisme, Kapitalisme, Liberalisme Sesuai dengan Pancasila?

Pembahasan RUU Ormas masih menjadi pro-kontra. Draf terbaru RUU Ormas (9 April) telah menghapus asas tunggal Pancasila pada pasal 2, dan akan disamakan dengan UU Parpol. Terkait hal itu, juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia,  M. Ismail Yusanto menanggapi draf RUU ormas terbaru melalui akun twitternya (@ismailyusanto). Berikut tanggapan Jubir HTI mengenai draf RUU Ormas terbaru:

Saya sdh membaca draft RUU Ormas bertanggal 9 April. Ada beberapa kemajuan penting dibanding draft sebelumnya

Diantaranya, yg terpenting, adlh perubahan pasal ttg asas (Pasal 2). Berganti dg Asas Ormas tdk blh bertentangan dg Pancasila dan UUD 45

Rumusan ini sama dg rumusan dlm pasal ttg asas di UU Parpol. Tentu ini lbh baik dr sebelumnya yg memaksakan ormas hrs berasas tunggal

Dgn rumusan ini, ormas Islam tentu bisa memilih asas Islam. Memang semestinya bgt. Masak organisasi Islam berasas selain Islam?

Hanya ada yg aneh. Dlm draft yg br ini, dlm keterangan ttg paham2 yg bertentangan dg Pancasila hanya disebut atheisme, kominisme, marxsisme

Dlm draft lama, tercantum sosialisme, kapitalisme dan liberalisme sbg paham yg dianggap bertentangan dg Pancasila. Di draft baru, dihapus

Apa iya, sosialisme, kapitalisme, liberalisme tdk bertentangan dg Pancasila?

Bila benar begitu, jadi yg sesuai dg Pancasila itu spt apa? Apakah ekonomi skrg yg sgt kapitals dan liberal ini sesuai dg Pancasila.

Apakah budaya skrg yg sgt liberal, sebagaimana tampak dlm pakaian, cara bergaul, dst itu sesuai dg Pancasila.

Apakah politik yg jg sgt liberal ini jg sesuai dg Pancasila?

Apakah lahirnya UU liberal itu sesuai dg Pancasila? Kalau iya, kenapa banyak UU yg dianulir o MK? MK keliru?

Kalau semua pertanyaan td kebanyakan jawabannya adalah iya, maka pantaslah kita merasa cemas dg apa yg disebut Pancasila

(mediaumat.com, 11/4)

One comment

  1. hahaha, maklum negara ngakunya bukan negara agama, tapi juga bukan negara bukan negara beragama, jadi negara bukan-bukan, … negara yang mencemaskan, memprihatinkan, negara dengan ideologi picisan, fotokopi sana sini peraturan, elit politik sibuk bancakan kursi kekuasaan, saweran uang jarahan, rakyat dibiarkan chaos hidup miskin kelaparan di bawah ancaman kejahatan, berbagai derita tak berkesudahan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*