Forum Muslimah Untuk Peradaban (FORMUDA) Lampung
HTI Press. Jeratan kemiskinan begitu membelenggu rakyat saat ini. Kaum hawa pun ikut merasakan. Tiada dapat disangkal, persoalan kemiskinan negeri ini adalah persoalan sistem. Sungguh, tidak mungkin di negeri sekaya Indonesia, sebagian besar penduduknya justru hidup dalam kemiskinan. Dan Lebih parah lagi, untuk keluar dari jurang kemiskinan kaum perempuan negeri ini mengalami eksploitasi secara ekonomi.
Dari latar belakang tersebut, maka Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD I Lampung mengadakan Forum Muslimah Untuk Peradaban (FORMUDA). Forum yang bertemakan “MENCARI SISTEM TERBAIK PEMBEBAS PEREMPUAN DARI KEMISKINAN DAN EKSPLOITASI: DEMOKRASI VS KHILAFAH” ini dilaksanakan pada Sabtu (13 April 2013) di Graha Gading Karang, Bandar Lampung. Dengan dihadiri 150 peserta dari kalangan tokoh; dosen; pengusaha; muballighoh; penggiat organisasi wanita, FORMUDA menghadirkan tiga pembicara dengan pembahasan yang saling berkaitan dengan tema.
Diawali dengan tayangan fakta perempuan terkini, acara inti dimulai dengan pemaparan materi pertama oleh Meiliyana, S.I.P, M.A (Akademisi FISIP Unila, Kepala Lab Administrasi dan Kebijakan Politik) dengan bahasan “Solusi Demokrasi Atas Kemiskinan dan Eksploitasi Perempuan”. Meiliyana menjelaskan tentang demokrasi dan menggambarkan bagaimana demokrasi mengatasi issue kemiskinan perempuan dan eksploitasi perempuan.
Deasy Rosnawati, S.T.P. (Komunitas Perempuan Peduli Keluarga DPD I MHTI Lampung), sebagai pemateri kedua, membahas tema “Khilafah Membebaskan Perempuan dari Kemiskinan, Menjauhkan dari Eksploitasi” . Deasy memaparkan bagaimana kemiskinan dalam pandangan Islam dan solusinya. Deasy memberikan gambaran bagaimana mekanisme Khilafah Islam mengatasi kemiskinan tanpa upaya pemberdayaan ekonomi perempuan dan seperti apa gambaran perempuan bekerja dalam Islam.
Deasy pun menambahkan bahwa untuk mengatasi banyaknya pengangguran yang berefek domino terhadap kemiskinan maka Khilafah juga memberikan jaminan penyediaan lapangan kerja. Khilafah juga menyediakan layanan pendidikan untuk semua kalangan, untuk mengatasi kemiskinan kultural yang disebabkan rendahnya pendidikan yang dimiliki. Khilafah juga menerapkan sistem sanksi yang tegas kepada siapa saja yang melakukan pelanggaran untuk semua poin sebelumnya.
Untuk menguatkan pemahaman dan bagaimana peran para tokoh dalam menjemput naungan Khilafah, maka materi ketiga menjadi suguhan terupdate bagi peserta. Materi diawali dengan tayangan tentang kabar perjuangan rakyat Suriah dalam menghadapi kekejaman demokrasi dan kegigihan mereka untuk memperjuangkan Khilafah agar ada di antara mereka dan seluruh kaum muslimin. Adapun pemateri, Rakhmawati, S.Pi., M.Si (Ketua Lajnah Fa’aliyah MHTI Lampung) melengkapi opini dengan memaparkan “Fajar Khilafah Sudah Menyingsing di Suriah”.
Sebelum acara ditutup dengan do’a, para tokoh diajak untuk mengikuti agenda Muktamar Khilafah Lampung yang akan dilaksanakan pada 12 Mei 2013 di Stadion Sumpah Pemuda, PKOR Way Halim. Agenda FORMUDA dan info agenda Muktamar Khilafah Lampung ini juga diberitakan oleh Radar TV dalam program Radar TV Malam pada pukul 10 malam.