Meski Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan akan mendesak para pemimpin Myanmar untuk mengatasi kekerasan yang dialami oleh kaum Muslim Myanmar, Representative Central Media Office Hizbut Tahrir South East Asia Tun Kelana Jaya menyatakan umat Islam tidak bisa berharap pada orang nomor satu di Indonesia tersebut.
“Kita tidak bisa berharap dengan SBY atau siapa pun pemimpinnya selama menggunakan sistem pemerintahan yang berlaku saat ini,” ungkapnya kepada mediaumat.com, Selasa (23/4).
Menurutnya, sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia saat ini tidak akan dapat membawa perubahan yang signifikan untuk menjaga keamanan dan kehormatan kaum Muslim. Karena sistem pemerintahan yang berlaku tidak memiliki prinsip dasar yang paling penting untuk kepentingan umat Muslim.
“Apalagi politik luar negerinya merupakan politik bebas aktif yang tidak mau ikut campur dengan masalah luar negeri. Nah, itu lebih parah lagi. Walau pun yang menjadi korban adalah sesama kaum Muslim,” ungkapnya.
Bila kaum Muslim ingin terlindung keamanan dan kehormatannya tentu haruslah mengganti sistem pemerintahan saat ini dengan khilafah. “Karena sistem ini mewajibkan khalifah (kepala negara khilafah, red) untuk melindungi seluruh kaum Muslim baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri,” bebernya.
Ia menegaskan, arah perjuangan kaum Muslim untuk penegakkan khilafah itu suatu keharusan. Karena disamping sistem ini secara jelas dan tegas menggariskan khalifah melindungi seluruh kaum Muslim, sistem pemerintahan ini pun satu-satunya sistem pemerintahan yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk ditegakkan kaum Muslim.
“Tegaknya kembali khilafah suatu keniscayaan dan kondisi terpuruk saat ini bisa dirubah,” pungkasnya.
Hari ini saat kunjungan ke Singapura, SBY mengutarakan akan mendesak Myanmar untuk tuntaskan kekerasan yang menimpa Muslim setempat. Usai Singapura, SBY juga akan melakukan kunjungan ke Myanmar yang beberapa waktu lalu dilanda kerusuhan komunal yang menewaskan 43 jiwa. Sebagian besar yang tewas adalah warga Muslim Myanmar. (mediaumat.com, 24/4)