Halqah Islam & Peradaban Kota Langsa: “Demokrasi vs Khilafah”

 

 HTI Press. DPD II Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Langsa melaksanakan Halqah Islam dan Peradaban (HIP) yang bertajuk “Demokrasi vs Khilafah” di Aula Dakwah STAIN ZCK Langsa, Minggu (28/4).

Acara ini menghadirkan tiga pembicara yaitu DR. Muhammad Bin A. Bakar, M.A Kepala Prodi Ilmu Politik FISIP Unimal, DR. Arim Nasim, M.Si, Akt Direktur PKPEI UPI Bandung/LM DPP HTI dan keynote speaker DR. Zulkarnaini, M.A Ketua STAIN ZCK Langsa.

Dalam Keynote Speaking-nya, Ketua STAIN ZCK Langsa DR. Zulkarnaini, M.A memaparkan bahwa kondisi umat Islam sekarang ini sangat jauh mengalami kemunduran dan penjajahan akibat kebodohan. Untuk itu, umat harus segera bebas dari penjajahan intelektual dan bangkit dari kemunduran dengan mengoptimalkan pendidikan. Karena menurutnya, dengan pendidikan akan mampu membebaskan umat dari kebodohan. Seperti kondisi umat Islam di Cordoba dan Baghdad di masa Khilafah Abbasiyah. Di mana umat Islam menjadi mercusuar dunia yang dikagumi oleh umat manusia.

“Kondisi umat Islam mengalami kemunduran dan penjajahan akibat kebodohan. Dan cara untuk mengatasi semua itu adalah dengan pendidikan dan hal itu akan semakin terwujud dengan Khilafah” ungkap Zulkarnaini.

Kemunduran umat Islam merupakan bukti bahwa umat membutuhkan pemimpin yang amanah, umat membutuhkan sistem yang benar-benar menyejahterakan dan umat butuh perubahan. Sistem Demokrasi yang mengatur umat sekarang ini adalah sistem rusak dan tidak membuktikan kesejahteraan. Suara rakyat adalah suara Tuhan merupakan warna dari sistem rusak tersebut yang tidak boleh diadopsi oleh umat Islam.

Selain itu, sistem demokrasi juga telah terbukti gagal melahirkan sosok pemimpin yang amanah dan adil melainkan sistem tersebut telah melahirkan sosok pemimpin yang korup dan tidak islami. Hal ini seperti yang disampaikan oleh

Sementara itu pembicara pertama Dr. Muhammad Bin A.Bakar, M.A menjelaskan bahwa esensi kepemimpinan dan pemerintahan dalam Islam harus memenuhi tiga hal yaitu keadilan, tauhid dan dan amanah sebagai esensi kekuasaan. Di mana Syari’ah memiliki supremasi tertinggi.

“Untuk mewujudkan kesejahteraan, umat haruslah memilih pemimpin yang paham Islam. Sosok pemimpin itu haruslah memahami tiga hal yaitu keadilan, tauhid juga sadar tentang pertanggungjawabannya di akhir kelak” papar Kepala Prodi Ilmu Politik FISIP Unimal tersebut.

Selanjutnya, pembicara kedua DR. Arim Nasim dalam materinya menjelaskan bahwa Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslimin di dunia untuk menegakkan hukum syara’. Ianya juga menambahkan bahwa Khilafah dibangun dalam empat pilar yakni kedaulatan di tangan syara’, kekuasaan di tangan umat, mengangkat satu orang khalifah menjadi kewajiban atas seluruh kaum muslimin, serta tabanni (adopsi) terhadap hukum-hukum syara menjadi otoritas khalifah. Sehingga esensi Khilafah adalah untuk penegakan Syariah secara kaffah dan menyatukan umat Islam di seluruh dunia.

Sementara demokrasi lanjutnya, dibangun oleh beberapa pilar di antaranya adalah pemisahan agama dengan kehidupan (sekulerisme), kedaulatan berada di tangan rakyat dan suara mayoritas. Sehingga, inti dari demokrasi adalah menjadikan manusia sebagai Tuhan dalam membuat hukum.

Untuk itu, beliau menyimpulkan bahwa Khilafah adalah satu-satunya bentuk pemerintahan yang wajib ditegakkan oleh umat Islam. Dan mengganti demokrasi yang telah gagal menyejahterakan umat, serta memalingkan manusia dari Syariat Allah.

Selanjutnya acara diakhiri dengan seruan hangat DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Kota Langsa untuk umat dalam rangka menggugah kesadaran umat dan menyatukan potensi umat demi terwujudnya Islam yang menebar rahmat dalam Khilafah Islamiyah dengan ikut serta hadir untuk menyukseskan acara Muktamar Khilafah yang akan diadakan di Stadion Lampineung Kota Banda Aceh pada tanggal 26 Mei 2013.[]Musri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*