Intelektual Muslimah Pekanbaru Inginkan Khilafah
HTI Press. Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia chapter Kampus Pekanbaru mengadakan Diskusi Intelektual Muslimah yang bertajuk “Meninggalkan Kegelapan Demokrasi Menuju Cahaya Khilafah”. Acara ini diselenggarakan di Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Islam Riau pada Sabtu, 27 April 2013. Sekitar 100 orang intelektual Muslimah dari berbagai universitas dan perguruan tinggi di Pekanbaru menghadiri acara tersebut. Acara yang dikemas dalam bentuk dialog interaktif ini menghadirkan dua orang pembicara yaitu Ibu Dina Hidayat, M.Si dan Riska Andayani, S.Si.
Pada pemaparan pertama, Ibu Dina Hidayat yang juga merupakan staf pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau, menjelaskan makalahnya yang berjudul ‘Kesengsaraan dan Kegelapan Perempuan Akibat Sistem Demokrasi’. Dalam materinya ia menyampaikan bahwa solusi yang diberikan oleh demokrasi untuk meningkatkan harkat hidup perempuan, malah menyebabkan perempuan semakin jauh dari kesejahteraan. “Di Maroko, kita melihat catatan pemberdayaan perempuan meningkat selama beberapa dekade dengan pekerjaan tanpa perlindungan pemanfaatan remaja terdidik di pasar kerja, sehingga menyebabkan para remaja ini di eksploitasi dan dihinakan dengan upah rendah!” ujarnya. Ia juga menambahkan, bahwa meskipun sudah banyak perempuan yang bekerja, tetapi tingkat kemiskinan perempuan juga semakin meningkat, sehingga di akhir makalah ia menyimpulkan bahwa demokrasi gagal dan harus kita tinggalkan.
Senada dengan pemateri pertama, Riska Andayani, S.Si menyampaikan bahwa sudah saatnya kita memperjuangkan Khilafah, sebuah sistem kenegaraan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Ia memaparkan bagaimana Khilafah mampu menjamin kesejahteraan bagi setiap warganya. Tidak hanya itu, Khilafah juga menjamin hak-hak perempuan dapat terpenuhi, “Islam menjaga peran perempuan sesuai dengan fitrahnya, mengatur sedemikian rupa sehingga perempuan tetap optimal dalam menjalankan kewajibannya sebagai pengatur rumah tangga dan berpartisipasi aktif dalam masyarakat” jelasnya.
Setelah pemaparan materi, acara memasuki sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Disini tampak antusiasme peserta dengan banyaknya peserta yang mengacungkan tangan untuk bertanya serta menyampaikan gagasan. Di akhir diskusi para peserta pun menyatakan dukungannya untuk tegaknya Islam di dalam bingkai Khilafah Rasyidah.
Pada sesi terakhir peserta disuguhi oleh penampilan puisi lakon dan penawaran perhelatan akbar Hizbut Tahrir Indonesia yaitu Muktamar Khilafah yang diadakan pada 26 Mei di Pekanbaru.[]