Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jakarta menuding kenaikan harga bahan bakar minyak adalah untuk memenuhi kemauan kapitalis.
“Alasan kenaikan harga BBM hanyalah omong kosong untuk memuluskan liberalisasi sektor hilir minyak dan gas (migas) sesuai kemauan kapitalis! “ tuding ketua HTI Jakarta Ruslan Gunawan di sela–sela aksi penolakan harga BBM kepadamediaumat.com, Jum’at (3/5) di depan gedung Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta.
Buktinya, ungkap Ruslan, tahun lalu pemerintah dan DPR membuat revisi UU Migas untuk melegalisasikan kenaikan harga migas dalam negeri.
Alasan pemerintah , beber Ruslan, beban fiskal semakin besar sehingga dikuatirkan jebolnya APBN karena bersubsidi yang semakin besar.
Tapi anehnya, pemerintah tidak mengeluh, bila harus mensubsidi harga gas yang diekspor ke Cina sejak era Presiden Megawati yang terus berlangsung hingga kini. “Tapi di sisi lain mereka tidak menjual gas dengan harga standar dunia ke Cina,” ungkapnya merujuk UU yang mengharuskan Indonesia menjual gas ke Cina dengan harga sepertiga harga gas dunia.
Ruslan juga menyebutkan, dengan menaikan harga premium dari Rp 4500 menjadi Rp 6500 untuk mobil pribadi per Mei, maka pada 2013 akan menghemat subsidi BBM sebesar 21 trilyun. “Faktanya penyerapan APBN selalu sisa, pada 2012 saja tersisa 32,7 trilyun. Nah sisa itu kan bisa buat nutup, bahkan lebih!” kritik Ruslan di tengah 500 masa yang tengah aksi.
Usai mendengarkan orasi , masa kemudian meneruskan aksinya dengan longmarch ke depan istana Presidan. (Mediaumat.com, 4/5)