Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat merilis 64 juta remaja Indonesia rentan memiliki perilaku seks bebas dan pengguna zat tropika berbahaya. Dalam catatan BKKBN kelahiran penduduk usia remaja cenderung meningkat yakni 48/1000 kelahiran. Prosentase itu dapat menggambarkan para remaja sudah memiliki perilaku seks bebas.
“Kita memiliki 64 juta remaja yang rentan seks bebas. Salah satu indikasinya tingkat kelahiran pada usia remaja terjadi 48/1000 kelahiran,” kata Deputi Advokasi, Pergerakan dan Informasi BKKBN Pusat, Hardianto dalam acara pertemuan dengan ratusan remaja dari berbagai kampus dan sekolah di Palembang, Jumat, 10 Mei 2013. Situasi itu muncul karena pada usia remaja, biasanya prilaku individu masih labil sementara itu dilain pihak harus diakui semakin gampang remaja mendapatkan informasi yang menyesatkan.
Menghadapi situasi yang menghawatirkan ini, BKKBN menekankan remaja untuk memiliki jiwa berkompetisi secara sehat dan menjadi generasi yang berencana. Sehingga keseharian Remaja dapat diisi dengan kegiatan positif di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Menurut Hardianto data tersebut mereka dapatkan dari sumber resmi dan berdasarkan kajian ilmiah.
“Cenderung terus terjadi peningkatan penduduk usia remaja. Mereka ini sangat rentan terkena pengaruh budaya barat yang tanpa sensor sehingga tidak jarang akan menjadi pemicu kawin usia remaja dan perilaku seks bebas,” kata Hardianto.
Ditambahkan Hardianto, saat ini BKKBN masih melihat beberapa kota besar di pulau Jawa sebagai daerah dengan tingkat kerentanan yang tinggi. Selain jumlah penduduknya yang tercatat masih besar, pada umumnya remaja di pulau Jawa lebih mudah mendapatkan informasi yang bersumber dari internet dan media lainnya. Kota-kota tersebut mulai dari Jakarta, Bandung, Surabaya dan semarang. Di luar pulau Jawa, tingkat perilaku seks bebas rentan terjadi di kota Makasar, Denpasar, Medan dan Palembang.
Sementara itu Asisten III Bidang Kesejahteraan pemerintah provinsi Sumatera selatan, Ahmad Najib menjelaskan saat ini di Sumsel memiliki 7,4 juta penduduk. Mereka menyebar di dalam 15 kabupaten dan kota. Sekitar 1,3 juta diantaranya tercatat masih berusian remaja. “Kita juga dapat memahami kehawatiran pihak BKKBN. Sebenarnya tidak hanya rentan seks bebas, usia remaja ini pasti rentan terhadap penggunaan obat-obat terlarang. Ujung-ujungnya mereka akan kawin mudah dan putus sekolah,” kata Najib.
Pemerintah daerah memiliki beberapa kegiatan untuk mengurangi tingkat perilaku seks bebas di kalangan remaja.menurut Najib, Pemprov Sumsel beberapa waktu yang lalu meciptakan kompetisi di bidang informasi dan teknologi khusus bagi para remaja. selain itu pihaknya juga memaksimalkan penggunaan Jakabaring Sport City sebagai arena adu prestasi di bidang olahraga. “Beberapa hari yang lalu ada pekan olah raga bagi para santri se-Sumsel. ini salah satu bentuk menekan perilaku remaja yang menyimpang.” (tempo.co, 11/5/2013)