oleh Murat Sadykov
Walaupun ayahnya bertindak keras dalam hal agama, namun sepertinya Gulnara Karimova kini juga berusaha menjangkau kaum Muslim. Sebagian orang bertanya, mungkinkah hal ini, adalah upaya untuk menegaskan dirinya sebagai seorang calon presiden untuk meneruskan ayahnya, Presiden Islam Karimov?
Situs Uzdaily.uz melaporkan bahwa Karimova, dalam kapasitasnya sebagai ketua Yayasan Mekhr Nuri (“Ray of Mercy”), memberikan hibah terhadap 20 siswa berprestasi dari sepuluh lembaga pendidikan Islam (yang diberikan sanksi resmi) di Uzbekistan pada tanggal 4 Mei.
Upacara itu diadakan di Wilayah Bukhara sebagai bagian dari festival seni rakyat. Direktorat Umat Islam, sebuah lembaga negara, memberikan bantuan atas organisasi amal Karimova, kata Uzdaily. Uzdaily tidak menyebutkan dengan rinci hibah yang diberikan, namun mencatat bahwa Karimova berjanji untuk memperbaiki infrastruktur pada lembaga-lembaga Islam.
Walaupun terlibat dalam kasus pencucian uang dan investigasi suap di Swiss dan Swedia, Karimova, yang merupakan Duta Uzbekistan untuk PBB di Jenewa, tampaknya akan menghabiskan banyak waktunya di Uzbekistan belakangan ini. Beberapa pengamat percaya bahwa aktifnya Karimova di masyarakat di dalam negeri, dan di Twitter, dalam beberapa bulan terakhir adalah tanda ambisinya untuk menjadi presiden saat kesehatan ayahnya karena usia dipertanyakan.
Baru-baru ini Karimova dinobatkan sebagai “Putri Uzbekistan” oleh penyelenggara pertunjukkan yang berbasis di Las Vegas.
Namun, sebagai calon pemimpin Karimova akan mewarisi konsekuensi jahat kebijakan brutal ayahnya terhadap umat Islam.
Dalam laporan di bulan April, Komisi AS tentang Kebebasan Beragama Internasional merekomendasikan Washington untuk menunjuk Uzbekistan sebagai “negara yang mendapat keprihatinan khusus” karena pelecehan yang dilakukan terhadap kelompok agama yang tidak diakui – yakni, umat Islam yang tidak mematuhi sanksi yang diberikan atas kehidupan beragama resmi. Komisi itu memperkirakan pemerintah Karimov telah memenjarakan “sebanyak 10.000 orang” karena afiliasi non-kekerasan mereka terhadap agama Islam. (rz/eurasianet.or, 7/5/2013)