HTI Press. Selasa (14/5), DPD 2 HTI Kota Bogor berkunjung ke Ketua Umum Paguyuban, Dr. Bima Arya di Sekretariat paguyuban Kota Bogor. Dalam kesempatan itu Bima Arya yang baru saja selesai turun ke lapangan, langsung menerima HTI Kota Bogor yang di pimpin langsung oleh Gus Uwik [Ketua DPD 2 HTI Kota Bogor], M. Irfan [Ketua LF}, Ray Iskandar, Nashrullah, Firmansyah Abu Zaky (Tim LF) dan Erwin Wahyu Tim Media Infokom HTI Bogor.
Dalam kesempatan tersebut M. Irfan menjelaskan bahwa HTI melakukan silaturahmi dalam rangka untuk sharing kepada kang Bima, sebagai sesama muslim dan juga warga kota Bogor pada umumnya. “Kami berharap di tengah kesibukan kang Bima dalam mempersiapkan diri sebagai calon F-1 kota Bogor, kami pun bisa menyampaikan masukan dan terkait persoalan kota Bogor, dan semoga bisa menjadi perhatian kang Bima,” jelas M Irfan.
Menurut M Irfan, persoalan carut marutnya kota Bogor adalah ketika sudah tidak lagi berpegang kepada Aqidah Islam dan juga aturan Syariah dalam menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi. HTI yakin Bogor akan lebih baik dengan Syariah. “Itulah mengapa kami silaturahmi ke sini yaitu dalam rangka sayang dan juga kepedulian kami agar kang Bima tidak menyesal dunia juga akhirat, ketika ternyata tidak menjadikan aturan Syariah sebagai pemutus segala perkara,” ungkap M. Irfan.
Menanggapi hal tersebut, Bima Arya menyatakan sudah hampir 2 tahun bergerak, dan menyampaikan visi misi ke semua lapisan masyarakat kota Bogor. Menurut kacamatanya, Bogor saat ini tidak diurus oleh pemimpin yang amanah. APBD begitu besar, namun korupsi juga besar. “Karenanya saya berkeyakinan, jika kita hadir dan mempunyai visi, nyali dan nurani insya Allah bogor akan lebih baik. Bogor akan lebih baik jika pemimpinnya mengelola APBD nya secara amanah, dan berpihak untuk kepentingan rakyat banyak, seperti pendidikan dan kesehatan,” tutur Bima Arya.
M Irfan menegaskan apa yang dikemukakan kang Bima seperti mempunyai visi, nyali dan nurani akan jauh lebih baik ketika Syariah menjadi pijakannya dan itu sesuatu yang luar biasa. Sebagi misal dalam penyelesaian permasalahan free Sex, tentu akan mudah teruraikan jika aturan Syariah yang berlaku, di banding aturan saat ini yang tidak menyelesaikan masalah. “Karenanya tidak ada kompromi dalam penerapan Syariah, apalagi hanya lips service dan politik transaksional seperti saat ini,” tambah M. Irfan.
Selanjutnya Bima Arya mengatakan, “Kalaupun saya akan berpasangan dengan birokrat sekalipun, pasti saya akan mencari yang seminimal mungkin resistensinya di masyarakat, daripada harus menggadaikan idealitas saya. Dan saya berpandangan bahwa antara HTI dan saya ada Frekuensi yang sama dalam banyak hal, walaupun di sisi lain tentu ada perbedaan lainnya,” ungkapnya.
Di akhir diskusi Gus Uwik mengatakan, “Kami di HTI akan terus menyuarakan ini ke siapapun, apakah saat ini kang Bima belum berkuasa ataupun nanti jikalau berkuasa, karena kami akan selalu melakukan dakwah melalui perubahan di tengah masyarakat, dan juga saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran,” tegasnya.
Dan tak lupa DPD 2 HTI pun mengundang Bima Arya untuk bisa hadir dalam acara Muktamar Khilafah yang akan di selenggarakan pada ahad 2 Juni nanti di GBK-Jakarta. [ ] Fir