Militer Amerika Serikat (AS) dianggap telah gagal menanggulangi kekerasan seksual. Berulang kali personel militer AS selalu terseret kasus yang berbau seks.
Panglima Militer AS, Jenderal Ray Odierno merasa sudah saatnya korps militer AS serius memerangi kasus semacam ini. Jenderal Odierno bahkan menegaskan, perjuangan melawan kekerasan seksual akan menjadi prioritas utama pihaknya.
“Militer selalu gagal dalam usahanya memerangi praktik kekerasan dan pelecehan seksual,” ujar Odierno seperti dilansir AFP, Jumat (17/5/2013).
“Inilah saatnya kita memerangi kekerasan dan pelecehan seksual, dan menjadikannya misi utama kita,” imbuhnya.
Pernyataan Odierno ini muncul setelah seorang tentara AS terjerat kasus kejahatan seks terhadap bawahannya. Padahal tentara ini bertugas pada program pencegahan pemerkosaan. Kemudian pekan lalu, seorang perwira Angkatan Udara AS ditangkap atas tudingan melecehkan seorang wanita.
Odiernor menilai, kasus semacam ini jelas-jelas mempengaruhi kepercayaan di dalam tubuh militer AS. “Militer kita didasarkan pada fondasi kepercayaan — kepercayaan antara satu tentara dengan pemimpinnya yang akan selalu menjaga satu sama lain,” ucapnya.
“Insiden pelecehan dan kekerasan seksual yang terjadi baru-baru ini menunjukkan bahwa kita telah melanggar kepercayaan itu. Faktanya, aksi pelanggaran ini menghancurkan tubuh kita sendiri. Itu jelas-jelas bertentangan dengan nilai-nilai militer dan tidak bisa dibenarkan sama sekali,” tegas Odierno.
Menyusul serangkaian kasus seks yang mencoreng militer AS, Presiden Barack Obama pun menggelar rapat khusus dengan Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel, pejabat tinggi militer AS Jenderal Martin Dempsey, serta sejumlah petinggi militer dan sipil di setiap struktur militer AS.
Menurut catatan Pentagon, kasus pelecehan seks oleh militer AS memang mengalami peningkatan pada tahun 2012 lalu, menjadi 3.374 kasus. Jumlah ini meningkat 6 persen dibandingkan tahun 2011 lalu. (detik.com, 17/5)